Biografi Imam Nawawy


Imam an-Nawawy atau Imam Nawawy begitu yang lebih populer merupakan salah seorang ulama besar yang hidup di abad ke-7 H,ulama yang memiliki karya-karya tulis terkenal di seantro dunia Islam,siapa yang tidak pernah mendengar misalnya Riadhus Shalihin,karya fenomenal yang merupakan buah tangan telaten Imam besar kita yang satu ini,nama lengkap beliau adalah Abu Zakariya Yahya bin Syaraf an-Nawawy,kata Nawawy merupakan nisbat kepada sebuah tempat di Suriah bernama Nawa tempat kelahiran beliau,beliau lahir tahun 631 H,diceritakan bahwa seorang ulama bernama Yasin bin Yusuf al-Maraqisy suatu hari lewat di kampung imam Nawawy yaitu Nawa,lalu dia melihat Imam Nawawy Junior(kecil) sedang dipaksa oleh teman-teman sebayanya untuk bermain sedangkan Imam Nawawy yang sedang membaca al-Qur’an berlari menghindari mereka sambil menangis tersedu-sedu,lalu sang ulama tadi pergi menuju ayah imam Nawawy lantas menasihatinya supaya memberikan kesempatan kepada anaknya untuk mengkhususkan diri menjadi penuntut ilmu,maka sang ayahpun tersentuh dengan nasihat ulama itu,pada tahun 649 H beliau diantar oleh ayah beliau ke Damaskus untuk menyempurnakan studi dan menuntut ilmunya di Darul Hadits dan mondok di madrasah ar-Rawahiyah yang terletak persis di sebelah timur masjid Umawy lalu pada tahun 651 H beliau naik haji bersama sang ayah kemudian pulang lagi ke Damaskus.

Keseharian Beliau di Damaskus
Kehidupan Imam Nawawy di Damaskus menjadi sangat berarti dan istimewa disebabkan oleh setidaknya tiga perkara:
Pertama:kesungguhan serta keseriusan dalam menuntut ilmu sedangkan ketika itu beliau dalam usia yang sangat muda belia,menuntut ilmu telah membuatnya terlena bahkan beliau menemukan kelezatan tersendiri di dalamnya,keseharian beliau diisi dengan menghafal dan membaca,maka beliaupun mampu menghafal kitab at-Tanbih dalam jangka waktu 4 bulan,menghafal seperempat kitab al-Muhazzab pada tahun berikutnya oleh karena itu dalam waktu singkat beliau telah dipercaya oleh guru beliau sebagai asisten pengajar lalu tak lama kemudian beliau menjadi pengajar tetap di Darul Hadits al-Asyrafiyah.
Kedua:keluasan ilmu dan pengetahuan beliau,disamping kesungguhan yang begitu membara dalam menuntut ilmu beliaupun telah berhasil menghafal dan mendapatkan ilmu yang begitu luas,murid beliau yaitu Ibnul Attar bercerita bahwasanya gurunya yaitu Imam Nawawy perharinya menghadiri 12 pengajian dan pelajaran dalam berbagai macam disiplin ilmu mulai dari ilmu tafsir,ushul fiqh,ilmu nahwu(ilmu qa’idah bahasa) dll, tidak hanya itu lanjut Ibnul Attar beliaupun menulis segala yang beliau dengar dalam setiap pengajian itu.
Ketiga:karya beliau yang berlimpah,beliau mulai mengarang dan menyusun karya-karya tulis beliau sejak tahun 660 H ketika itu beliau genap berusia 30 tahun,sungguh Allah telah memberi keberkahan terhadap umurnya,pendek namun menghasilkan karya-karya besar yang berbobot dan dijadikan referensi sampai detik ini,beliau telah memeras fikiran serta menuangkannya di atas karya-karya fenomenal nana gung,ambillah salah satu karya beliau lalu bacalah,niscaya di sana akan anda dapatkan bahasa yang beliau pakai adalah bahasa yang mudah,kalimat yang jelas dan gambalang serta objektifitas tinggi dalam mengeritisi pendapat ulama lainnya.

Karya-karya Abadi Imam an-Nawawy
Para ulama mengatakan bahwa karya tulis ilmiyah seseorang adalah anak serta keturunan yang abadi yang akan terus mengalirkan pundi-pundi pahala sampai walaupun seseorang itu telah mati,di antara masterpiece dan karya besar Imam Nawawy baik sudah tercetak (disamping yang masih berupa manuskrip yang masih tersimpan di perpustakaan-perpustakaan) adalah:
1. Syarah(penjelasan) Shahih Muslim
2. Riadhus Shalihin
3. Raudhatut Thalibin
4. Al-Arba’in an-Nawawy
5. Al-Adzkar
6. Al-Majmu
7. Tahzibul Asma’
8. Al-Minhaj
9. At-Tibyan
10. Thabaqat Fuqaha’
11. Manaqib Syafi’i
12. Dll masih banyak lagi

Wafatnya Sang Imam
Pada tahun 676 H beliau pulang kekampung halaman beliau yaitu Nawa setelah terlebih dahulu mengembalikan seluruh buku dan kitab yang beliau pinjam,beliau mengunjungi para sahabat dan teman beliau setelah menemui sang ayah,setelah itu beliau berkunjung ke Palestina lalu kembali ke kampungnya dalam keadaan sakit dan meninggal tepat di bulan Rajab tanggal 24,semoga Allah merahmati beliau.

Karena keterbatasan referensi dan waktu biografi ini saya terjemahkan dari MuqaddimahSyarah Riadhus Shalih oleh Syaikh Utsaimin hlm.3/I,juga dari Muqaddimah Ma Tamassu Ilaihi Hajatul Qari tahqiqi Syaikh Ali Hasan hlm.4.

2 Responses to "Biografi Imam Nawawy"

Anonim mengatakan...

dulu kotak komentarnya ndak ada sekarang sudah fix rupanya,,,,sukses sob...!!!!

abuzaidaz mengatakan...

makasih...!!

Posting Komentar

Pertanyaan dan komentar, akan kami balas secepatnya-insyaallah-.