Tips Aman di Perjalanan (Saat Mudik)



Merupakan kebiasaan masyarakat pada umumnya di negeri kita ini khususnya ummat Islam,melakukan pulang kampung (baca:mudik) menjelang I'edul Fitri/Lebaran,namun mungkin sedikit yang tahu bahwasanya agama Islam nan agung ini telah mengatur dan memberi solusi terbaik terhadap segala permasalahan,termasuk ketika kita akan melakukan perjalanan(safar atau musafir),Islam memberikan arahan terbaik agar perjalanan kita aman dan diberkahi serta menjadi ajang untuk meraup pahala yang berlimpah,berikut kami ketengahkan tips singkat mudik serta hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum maupun ketika di perjalanan:

1.    Menyelesaikan persengketaan ,seperti menyelesaikan hutang piutang yang belum terlunasi ,menunjuk siapa yang menjadi wakil jika ada hutang yang belum sempat dilunasi,menuliskan wasiat ,mengembalikan barang-barang titipan,memberikan nafkah yang cukup bagi keluarga yang ditanggungnya,serta dianjurkan untuk memperbanyak taubat kepada Allah juga meminta ma’af kepada orang yang pernah dizaliminya atau meminta penghalalan jika ada hak orang lain yang belum terselesaikan[1].
2.    Berpamitan kepada keluarga dan orang-orang yang ditinggalkan,do’a yang biasa diucapkab oleh Nabi-shallallahu alaihi wasallam-kepada seorang yang akan melakukan perjalanan (musafir)adalah:
أَسْتَوْدِعُ اللهَ دِيْنَكَ وَأَمَانَتَكَ وَخَوَاتِيْمَ عَمَلِكَ
“Astawdi’ullaha diinaka wa amaanataka wa khawatiima amalik”(aku menitipkan agamamu,amanahmu dan amalan terakhirmu kepada Allah)[2].
Lalu yang akan melakukan safar itu hendaknya berdo’a bagi orang yang ia tinggalkan dengan mengucap:
أَسْتَوْدِعُكُمُ اللهَ الَّذِيْ لَا تَضِيْعُ وَدَائِعُهُ
“Astawdi’ukumullahalladzi la tadi’u wada’iuhu”(aku menitipkan kalian kepada Allah yang tidak akan pernah menyia-nyiakan titipan-Nya)[3].
3.    Dianjurkan dan disunnahkan melakukan melakukan perjalanan bersama tiga orang atau lebih berdasarkan sabda Rasulullah-shallallahu alaihi wasallam-:
لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِي الْوِحْدَةِ مَا أَعْلَمُ مَا سَارَ رَاكِبٌ بِلَيْلٍ وَحْدَهُ أَبَدًا
“Seandandainya orang-orang tahu (bahaya) dalam melakukan perjalanan sendirian sebagaimana yang aku tahu,maka tidak ada sama sekali yang (berani)melakukan perjalanan sendirian”[4].
اَلرَّاكِبُ شَيْطَانٌ وَالرَّاكِبَانِ شَيْطَانَانِ وَالثَّلَاثَةُ رَكْبٌ
“Satu pengendara (musafir)adalah syaithan,dua pengendara (musafir)adalah dua syaithan,dan tiga pengendara(musafir) baru disebut rombongan”[5].
Yang dimaksud syaitan di sini ialah jika musafir itu kurang dari tiga orang,terkadang musafir itu sering membelot dan tidak ta’at,akan tetapi larang di sini hanya makruh saja tidak haram karena berkaitan dengan masalah adab.
4.    Mengangkat pemimpin/ketua rombongan ketika melakukan safar berdasarkan sabda Rasulullah-shallallahu alaihi wasallam-:
إِذَا خَرَجَ ثَلاَثَةٌ فِيْ سَفَرٍ فَلْيُؤَمِّرُوْا أَحَدَهُمْ
“Jika tiga orang keluar (musafir) maka hendaknya mereka mengangkat salah seorang di antara mereka sebagai pemimpin”[6].
5.    Memilih waktu-waktu yang dianjurkan untuk mulai melakukan perjalanan.
Dianjurkan memulai safar pada hari kamis karena merupakan kebiasaan Nabi-shallallahu alaihi wasallam-,Ka’ab bin Malik mengatakan:”Nabi-shallallahu alaihi wasallam-keluar menuju perang Tabuk pada hari kamis,dan merupakan kebiasaan beliau untuk bepergian pada hari kamis”[7].
Sebagimana terdapat pula anjuran untuk melakukan safar pada pagi hari atau malam hari,dari Shakr al-Ghamidi, Nabi-shallallahu alaihi wasallam-bersabda:
اَلَّلهُمَّ بَارِكْ لِأُمَّتِيْ فِيْ بُكُوْرِهَا
“Ya Allah berkahilah ummatku di waktu paginya”[8].
Adapun anjuran untuk melakukan safar pada waktu malam atau awal malam adalah sebagaiamana dalam sebuah hadits shahih dikatakan bahwa ketika itu jarak bumi seakan-akan dilipat atau didekatkan,Nabi-shallallahu alaihi wasallam-bersabda:
عَلَيْكُمْ بِالدُّلْجَةِ فَإِنَّ الْأَرْضَ تُطْوَى بِالَّليْلِ
“Bepergianlah kalian pada waktu malam hari karena sesungguhnya bumi dilipat (didekatkan) pada malam hari”[9].
6.    Dianjurkan melakukan shalat dua raka’at ketika hendak pergi[10],dalam sebuah hadits yang shahih Nabi-shallallahu alaihi wasallam-bersabda:
إِذَا خَرَجْتِ مِنْ مَنْزِلِكَ فَصَلِّ رَكْعَتَيْنِ يَمْنَعَانِكَ مِنْ مَخْرَجِ السُّوْءِ,وَإِذَا دَخَلْتِ مَنْزِلَكَ فَصَلِّ رَكْعَتَيْنِ يَمْنَعَانِكَ مِنْ مَدْخَلِ السُّوْءِ
“Jika engkau keluar dari rumahmu maka shalatlah dua raka’at yang dengan ini akan menghalangimu dari kejelekan yang berada di luar rumah dan jika engkau memasuku rumahmu maka shalatlah dua raka’at yang dengannya akan menghalangimu dari kejelekan di dalam rumah”[11].
7.    Membaca do’a keluar rumah dengan mengucapkan do’a di bawah ini atau do’a lainnya yang sejenis:
بِسْمِ اللهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ
“Bismillahi tawakkaltu alallah la hawla wala quwwata illa billah” (Dengan nama Allah,aku bertawakkal kepada-Nya,tiada daya dan upaya kecuali dengan-Nya)[12].
8.    Membaca do’a naik kendaraan
Ketika seorang musafir menaikkan kakinya di atas kendaraan hendaknya mengucapkan:bismillah,bismillah,bismillah,ketika sudah berada di atas kendaraan hendaknya mengucapkan:Alhamdulillah,lalu membaca:
سُبْحَانَ الَّذِيْ سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِيْنَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُوْنَ
“Subhanalladzy skhoro lana hadza wama kunna lahu muqrinin wa inna ila robbina lamunqolibuun” (maha suci Allah yang telah menundukkan ini bagi kami,padahal sebelumnya kami tidak mampu menguasainya,dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami)[13].
Kemudian mengucap Alhamdulillah,Alhamdulillah,Alhamdulillah,lantas mengucap:Allahu akbar,allahu akbar,allahu akbar,lalu mengucap:
سُبْحَانَكَ إِنِّيْ قَدْ ظَلَمْتُ نَفْسِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلَّا أَنْتَ
Subhanaka inni qod dzolamtu nafsi faghfirly fainnahu la yagfirudz dzunuba illa anta (Maha suci Engkau,sungguh aku telah menzalimi diriku sendiri,maka ampunilah aku,karena sesungguhnya tidak ada yang bisa mengampuni dosa selain Engkau)[14].


[1] Al-Ghurar as-Saafir fima Yahtaaju Ilaihil Musafir hlm.15-16
[2] HR.Abu Dawud no.2600,at-Tirmidzi no.3443 dan Ibnu Majah no.2826,syaikh al-Albani menshahihkan hadits ini dalam as-Silsilah as-Shahihah no.14 & 15.
[3] HR.Ahmad II/403,Ibnu Majah II/943,Syaikh al-Albani menyatakan bahwa hadits ini shahih dalam Shahih Ibnu Majah II/133.
[4] HR.al-Bukhari no.2998,at-Tirmidzi no.1673,Ibnu Majah no.3768, lihat pula As-Silsilah as-Shahihah no.61
[5] HR.Abu Dawud no.2607 dan dihasankan oleh al-Albani dalam As-Silsilah as-Shahihah no.62
[6] HR.Abu Dawud no.2608 dinyatakan hasan shahih oleh al-Albani
[7] HR.Abu Dawud no.2609 dan dinyatakan hasan shahih oleh al-Albani
[8] HR.Abu Dawud no.2606 dan dishahihkan oleh al-Albani diriwayatkan juga oleh Ibnu Majah no.2236 dan at-Tirmidzi no.1212.
[9] HR.Abu Dawud no.2571 dan dishahihkan oleh al-Albani
[10] Lihat pembahasan masalah ini dalam Jami’ Shahihul Adzkar hlm.153.
[11] HR.al-Bazzar dan ad-Dailamy dishahihkan oleh al-Albani dalam as-Silsilah as-Shahihah no.1323.
[12] HR.Abu Dawud dan at-Tirmidzy dishahihkan oleh Syaikh al-Albany,lihat Shahih at-Targib wat Tarhib no.1605.
[13] Q.S adz-Zukhruf:13-14
[14] H.R at-Tirmidzy no.3446 syaikh al-Albani menyatakan bahwa hadits ini shahih.

2 Responses to "Tips Aman di Perjalanan (Saat Mudik)"

Anonim mengatakan...

good post....bravo...!!!!!

Belajar Pemrograman mengatakan...

salam sukses gan :)

Posting Komentar

Pertanyaan dan komentar, akan kami balas secepatnya-insyaallah-.