AL-MUHSIN SALAH SATU NAMA ALLAH YANG MULIA

  
al-muhsin nama Allah
Sebagian orang meragukan tentang bahwasanya di antara nama Allah yang mulia adalah al-Muhsin, maka di sini kami akan bawakan artikel ringkas untuk membuktikan tentang kebenaran nama Allah, al-Muhsin, dengan membawakan beberapa hadits-hadits Rasululloh, lalu perkataan sebagian ulama yang berisi penetapan nama ini bagi Allah, lalu kami akhiri dengan mengutip beberapa ulama terdahulu yang bernama Abdul Muhsin, semoga bermanfaat.
   Terdapat tiga buah hadits yang menunjukkan bahwa di antara nama-nama Allah adalah al-Muhsin, yang pertama dari sahabat yang mulia Anas bin Malik yang kedua dari sahabat yang mulia Syaddad bin Aus kemudian yang ketiga dari sahabat yang mulia Samurah bin Jundub-radiallohu anhum-.
Ø  Hadits Anas bin Malik, dia berkata: Rasulullah pernah bersabda:

إِذَا حَكَمْتُمْ فَاعْدِلُوْا, وَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوْا, فَإِنَّ اللهَ مُحْسِنٌ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَ
“Jika kalian memberi hukuman maka berilah hukuman dengan adil, jika kalian membunuh maka bunuhlah dengan baik, karena sesungguhnya Allah adalah muhsin (maha berbuat baik) mencintai orang-orang yang berbuat baik”.

Takhrij Hadits
   Hadits ini dikeluarkan oleh Ibnu Abi Ashim dalam ad-Diyat (hlm.94), at-Thabrani dalam al-Ausath (no.5735), Ibnu Adi dalam al-Kamil (6/3145), Abu Nu’aim dalam Akhbar Asfahan (2/113) dengan banyak jalan dari Muhammad bin Bilal dengan sanad sampai kepada Anas bin Malik, al-Haitsami berkata dalam al-Majma’(5/197):”Para perawinya adalah tsiqah”, demikian juga yang dikatakan oleh al-Munawy dalam at-Taisir (1/90), dishahihkan oleh al-Alabani dalam as-Shahihah (1/761), dalam Shahihul Jaami’ (1/194) beliau menghasankan hadits ini.Jadi kesimpulannya hadits ini bisa dijadikan hujjah karena derajatnya adalah hasan atau shahih.
Ø  Dari Syaddad bin Aus –radiallohu anhu- dia berkata:”Aku menghafal dari Rasululloh dua perkara:
إِنّ اللهَ مُحْسِنٌ يُحِبُّ الْإِحْسَانَ إِلىَ كُلِّ شَيْءٍ , فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةَ, وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوا الذِّبْحَةَ, وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ وَلْيُرِحْ ذَبِيْحَتَهُ.َ
“Sesungguhnya Allah maha berbuat baik, mencintai perbuatan baik kepada segala sesuatu, maka apabila engakau membunuh bunuhlah dengan baik, apabila engkau menyembelih sembelihlah dengan baik, hendaknya kalian menajamkan pisau sembelihannya untuk menyamankan sembelihannya”.

Takhrij Hadits
   Dikeluarkan oleh Abdurrazzak dalam “al-Mushannaf” (4/494), at-Thabrany dalam “al-Kabiir”(7/332), dari Ma’mar dari Ayyub dari Abu Qilabah dari Abul Asya’ats as-Shan’ani dari Syaddad bin Aus, para perawinya tsiqah, diriwayatkan juga oleh al-Baihaqi dalam Sunannya (9/280) dari jalan Abdul Wahhab bin Abdul Majid dari Khalid al-Hazza’ dari Abu Qilabah dari Abul Asy’ats dari Syaddad bin Aus, diriwyatakan juga oleh Imam Ahmad dalam al-Musnad (no.17116) dengan lafadz yang sedikit berbeda, juga an-Nasa’I dalam Sunannya (no.4425), hadits ini dishahihkan oleh Imam al-Albany dalam al-Irwa’(7/293) dan Shahihul Jaami (1/129).
Ø  Dari Samurah bin Jundub dari Nabi-shallallahu alaihi wasallam- beliau bersabda:

إِنَّ اللَهَ عَزَّوَجَلَّ مُحْسِنٌ فَأَحْسِنُوْا, فَإِذَا قَتَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيُحْسِنْ مَقْتُوْلَهُ, وَإِذَا ذَبَحَ فَلْيُحِدَّ شَفْرَتَهُ وَلْيُرِحْ ذَبِيْحَتَهُ.
“Sesungguhnya Allah-azza wa jalla-maha berbuat baik maka berbuat baiklah kalian, apabila salah seorang dari kalian membunuh maka hendaknya dia berbuat baik kepada siapa yang ia bunuh itu, apabila dia menyembelih maka hendaknya dia menajamkan alat sembelihnya dan hendaknya ia membuat nyaman sembelihannya itu”.

Takhrij Hadits
   Diriwayatkan oleh Ibnu Adi dalam al-Kamil (6/2419), Ibnu Adi mengatakan:”Kami diceritakan oleh Muhammad bin Ahmad bin Husain al-Ahwazy, kami diceritakan oleh Ja’far bin Muhammad bin Habib, kami diceritakan oleh Abdullah bin Rasyid, kami diceritakan oleh Maja’ah bin Zubair atau Ubaidah dari Hasan dari Samurah lalu dia menyebutkan hadits ini.
Ibnu Rajab membawakan hadits ini dalam kitabnya “Jaami’ul Ulum wal Hikam” (hlm.141).
“Abdullah bin Rasyid hafalannya lemah dan pada dirinya terdapat jahalah (ada ulama yang tidak mengenalnya)”[1].
“Maja’ah bin Zubair diperselisihkan oleh para ulama, ad-Daruqutny dan yang lainnya menda’ifkannya[2].Sedangkan para ulama juga berbeda pendapat tentang sempat atau tidaknya Hasan mendengar dari Samurah”[3].
Al-Munawy berkata dalam at-Taisir tentang hadits ini (1/90):”Sanadnya daha’if”.
Akan tetapi dua riwayat di atas bisa menjadi penguat hadits ini sehingga dishahihkan oleh al-Albany dalam Shahihul Jaami’ (1/129).
Dari sini maka diperbolehkan bahkan dianjurkan membuat nama yang disandarkan kepada nama-nama Allah yang mulia di antaranya adalah al-Muhsin, karena para ulama bersepakat tentang dipujinya nama yang disandarkan kepada salah satu di antara nama-nama Allah yang mulia seperti Abdullah, Abdurrahman Abdul Muhsin dst, dan diharamkannya nama yang penghambaannya disandarkan kepada benda yang disembah selain Alloh atau disandarkan kepada makhluknsecara umum seperti Abdul Uzza, Abdu Hubal Abdu Amr dll[4].
Perkataan Para Ulama yang Menunjukkan Bahwa al-Muhsin Nama Allah
   Sebenarnya banyak sekali perkataan-perkataan para ulama Ahlus Sunnah yang menunjukkan bahwa al-Muhsin merupakan salah satu di antara nama-nama Allah yang mulia, tapi di sini kami akan mencukupkan tiga atau empat saja dari kutipan perkataan para ulama tentang hal ini.
Syaikul Islam Ibnu Taimiyyah berkata:”…Begitu juga keluarga kami sebagian besar nama mereka disandarkan kepada nama-nama Allah, seperti Abdullah, Abdur Rahman, Abdul Ghani, Abdus Salam, Abdul Qahir, Abdul Latif…Abdul Muhsin”[5].
Pada tempat lain beliau berkata:”….Karena Allah-subahanahu wa ta’ala- barr, jawad, muhsin, memberi setiap hamba apa yang cocok baginya”[6].
Ibnul Qoyyim berkata:”….Karena Allah adalah al-Qadir, al-Khaaliq, al-Baari’, al-Musawwir, al-Hayyu, al-Qoyyum, as-Samii’, al-Basiir, al-Muhsin[7].
Beliau juga berkata:”Nama Allah al-Barr, al-Muhsin, al-Mu’ti, al-Mannan dan yang lainnya mengandung atsar dan akibat-akibatnya”[8].
Syaikh Sulaiman bin Abdullah berkata:”Allah-subahanahu wa ta’ala- adalah al-Muhsin, satu-satunya Dzat yang memberi nikmat”[9].

Beberapa Ulama yang Bernama Abdul Muhsin
   Untuk menguatkan apa yang kami bawakan di atas maka di sini kami kutip nama Abdul Muhsin yang dipakai oleh para ulama sebagai nama mereka, dan kami akan cukupkan hanya mengutip sepuluh saja dari nama-nama itu walaupun sebenarnya sangat banyak sekali para ulama terdahulu yang  bernama Abdul Muhsin.
Ø  Abdul Muhsin bin Amr bin Yahya Abul Qasim as-Shaffar wafat tahun 333 H, lihat biografinya dalam “Tarikh Dimasq” oleh Ibnu Asakir (10/448).
Ø  Abdul Muhsin bin Ali bin Hasan al-Qozwiny wafat 482 H, lihat biografinya dalam “at-Tadwin fi Akhbar Qozwin” (3/258).
Ø  Abdul Muhsin bin Muhammad bin Ali al-Baghdady, ahli hadits yang terkenal dengan nama as-Syihi wafat thn.489 H, lihat biografinya dalam “al-Ibar” oleh az-Dzahaby (2/360).
Ø  Abdul Muhsin bin Shadaqah bin Abdullah Abul Muwahib wafat thn.503 H, lihat biografinya dalam “Tarikh Dimasyq” (10/447).
Ø  Abdul Muhsin bin Ahmad bin Wahab az-Zaby wafat thn.597, lihat biografinya dalam al-“Mukhtasar al-Muhtaj” oleh az-Dzahaby (hlm.281).
Ø  Abdul Muhsin bin Ya’isy bin Ibrahim bin Yahya al-Harrani al-Faqih wafat thn.611 H,lihat biografinya dalam “Dzail Thabaqat al-Hanabilah” oleh Ibnu Rajab (2/82).
Ø  Abdul Muhsin bin al-Anmathy al-Mishry as-Syafi’I wafat thn.619 H, lihat biografinya dalam “Tadzkiratul Huffadz” (4/1404).
Ø  Abdul Muhsin bin Nashrulloh bin Katsir al-Mishry as-Syafi’I wafat tahun.421 H, lihat biografi lengkapnya dalam “Thabaqat as-Syafi’iyyah” oleh as-Subky (8/313).
Ø  Abdul Muhsin bin Abul Amid bin Khalid bin Abdul Ghaffar al-Abhary wafat thn.624, lihat biografinya dalam “al-Ibar” (3/193).
Ø  Abdul Muhsin bin Abdul Karim bin Dzafir bin Rafi’ al-Hashry al-Mishry al-Hambaly wafat thn.625 H, lihat biografinya Dzail Thabaqat al-Hanabilah oleh Ibnu Rajab (4/172).
Ditulis oleh Abu Zaid di Mataram Lombok NTB, 3-Jumada at-Tsany-1434 H/12-April-2013 M.


[1] Al-Mughny Fid Du’afa oleh az-Dzahaby (1/481).
[2] Al-Mughny Fid Du’afa (2/145).
[3] Jami’ut Tahsil oleh al-Ala’I (hlm.199).
[4] Maratibul Ijma’ oleh Ibnu Hazm (hlm.154), Tuhfatul Maudud (hlm.80) oleh Ibnul Qoyyim.
[5] Majmu’ Fatawa (1/379)
[6] Majmu’ Fatawa (5/238)
[7] Al-Bada’I’ (2/249).
[8] Madarijus Salikin (1/416).
[9] Taisirul Azizil Hamid (hlm.461).

0 Response to "AL-MUHSIN SALAH SATU NAMA ALLAH YANG MULIA"

Posting Komentar

Pertanyaan dan komentar, akan kami balas secepatnya-insyaallah-.