Terdapat tiga buah hadits yang menunjukkan bahwa di antara
nama-nama Allah adalah al-Muhsin, yang pertama dari sahabat yang mulia Anas bin
Malik yang kedua dari sahabat yang mulia Syaddad bin Aus kemudian yang ketiga
dari sahabat yang mulia Samurah bin Jundub-radiallohu anhum-.
Ø Hadits Anas bin
Malik, dia berkata: Rasulullah pernah bersabda:
إِذَا
حَكَمْتُمْ فَاعْدِلُوْا, وَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوْا, فَإِنَّ اللهَ
مُحْسِنٌ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَ
“Jika kalian memberi
hukuman maka berilah hukuman dengan adil, jika kalian membunuh maka bunuhlah
dengan baik, karena sesungguhnya Allah adalah muhsin (maha berbuat baik)
mencintai orang-orang yang berbuat baik”.
Takhrij Hadits
Hadits ini dikeluarkan oleh Ibnu Abi Ashim
dalam ad-Diyat (hlm.94), at-Thabrani dalam al-Ausath (no.5735), Ibnu Adi dalam
al-Kamil (6/3145), Abu Nu’aim dalam Akhbar Asfahan (2/113) dengan banyak jalan
dari Muhammad bin Bilal dengan sanad sampai kepada Anas bin Malik, al-Haitsami
berkata dalam al-Majma’(5/197):”Para perawinya adalah tsiqah”, demikian juga
yang dikatakan oleh al-Munawy dalam at-Taisir (1/90), dishahihkan oleh
al-Alabani dalam as-Shahihah (1/761), dalam Shahihul Jaami’ (1/194) beliau
menghasankan hadits ini.Jadi kesimpulannya hadits ini bisa dijadikan hujjah
karena derajatnya adalah hasan atau shahih.
Ø Dari Syaddad bin Aus –radiallohu anhu-
dia berkata:”Aku menghafal dari Rasululloh dua perkara:
إِنّ اللهَ مُحْسِنٌ يُحِبُّ الْإِحْسَانَ إِلىَ كُلِّ شَيْءٍ ,
فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةَ, وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوا
الذِّبْحَةَ, وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ وَلْيُرِحْ ذَبِيْحَتَهُ.َ
“Sesungguhnya Allah maha berbuat
baik, mencintai perbuatan baik kepada segala sesuatu, maka apabila engakau
membunuh bunuhlah dengan baik, apabila engkau menyembelih sembelihlah dengan
baik, hendaknya kalian menajamkan pisau sembelihannya untuk menyamankan
sembelihannya”.
Takhrij Hadits
Dikeluarkan oleh Abdurrazzak dalam
“al-Mushannaf” (4/494), at-Thabrany dalam “al-Kabiir”(7/332), dari Ma’mar dari
Ayyub dari Abu Qilabah dari Abul Asya’ats as-Shan’ani dari Syaddad bin Aus, para
perawinya tsiqah, diriwayatkan juga oleh al-Baihaqi dalam Sunannya (9/280) dari
jalan Abdul Wahhab bin Abdul Majid dari Khalid al-Hazza’ dari Abu Qilabah dari
Abul Asy’ats dari Syaddad bin Aus, diriwyatakan juga oleh Imam Ahmad dalam
al-Musnad (no.17116) dengan lafadz yang sedikit berbeda, juga an-Nasa’I dalam
Sunannya (no.4425), hadits ini dishahihkan oleh Imam al-Albany dalam
al-Irwa’(7/293) dan Shahihul Jaami (1/129).
Ø Dari Samurah bin
Jundub dari Nabi-shallallahu alaihi wasallam- beliau bersabda:
إِنَّ اللَهَ عَزَّوَجَلَّ مُحْسِنٌ فَأَحْسِنُوْا, فَإِذَا قَتَلَ أَحَدُكُمْ
فَلْيُحْسِنْ مَقْتُوْلَهُ, وَإِذَا ذَبَحَ فَلْيُحِدَّ شَفْرَتَهُ وَلْيُرِحْ ذَبِيْحَتَهُ.
“Sesungguhnya
Allah-azza wa jalla-maha berbuat baik maka berbuat baiklah kalian, apabila salah
seorang dari kalian membunuh maka hendaknya dia berbuat baik kepada siapa yang
ia bunuh itu, apabila dia menyembelih maka hendaknya dia menajamkan alat
sembelihnya dan hendaknya ia membuat nyaman sembelihannya itu”.
Takhrij Hadits
Diriwayatkan oleh Ibnu Adi dalam
al-Kamil (6/2419), Ibnu Adi mengatakan:”Kami diceritakan oleh Muhammad bin
Ahmad bin Husain al-Ahwazy, kami diceritakan oleh Ja’far bin Muhammad bin
Habib, kami diceritakan oleh Abdullah bin Rasyid, kami diceritakan oleh Maja’ah
bin Zubair atau Ubaidah dari Hasan dari Samurah lalu dia menyebutkan hadits
ini.
Ibnu Rajab membawakan hadits ini
dalam kitabnya “Jaami’ul Ulum wal Hikam” (hlm.141).
“Abdullah bin Rasyid hafalannya lemah
dan pada dirinya terdapat jahalah (ada ulama yang tidak mengenalnya)”[1].
“Maja’ah bin Zubair diperselisihkan
oleh para ulama, ad-Daruqutny dan yang lainnya menda’ifkannya[2].Sedangkan
para ulama juga berbeda pendapat tentang sempat atau tidaknya Hasan mendengar
dari Samurah”[3].
Al-Munawy berkata dalam at-Taisir tentang
hadits ini (1/90):”Sanadnya daha’if”.
Akan tetapi dua riwayat di atas bisa
menjadi penguat hadits ini sehingga dishahihkan oleh al-Albany dalam
Shahihul Jaami’ (1/129).
Dari sini maka diperbolehkan bahkan
dianjurkan membuat nama yang disandarkan kepada nama-nama Allah yang mulia di
antaranya adalah al-Muhsin, karena para ulama bersepakat tentang dipujinya nama
yang disandarkan kepada salah satu di antara nama-nama Allah yang mulia seperti
Abdullah, Abdurrahman Abdul Muhsin dst, dan diharamkannya nama yang
penghambaannya disandarkan kepada benda yang disembah selain Alloh atau
disandarkan kepada makhluknsecara umum seperti Abdul Uzza, Abdu Hubal Abdu Amr dll[4].
Perkataan
Para Ulama yang Menunjukkan Bahwa al-Muhsin Nama Allah
Sebenarnya banyak sekali perkataan-perkataan para ulama Ahlus
Sunnah yang menunjukkan bahwa al-Muhsin merupakan salah satu di antara
nama-nama Allah yang mulia, tapi di sini kami akan mencukupkan tiga atau empat
saja dari kutipan perkataan para ulama tentang hal ini.
Syaikul Islam Ibnu Taimiyyah berkata:”…Begitu juga keluarga
kami sebagian besar nama mereka disandarkan kepada nama-nama Allah, seperti
Abdullah, Abdur Rahman, Abdul Ghani, Abdus Salam, Abdul Qahir, Abdul
Latif…Abdul Muhsin”[5].
Pada tempat lain beliau berkata:”….Karena Allah-subahanahu wa
ta’ala- barr, jawad, muhsin, memberi setiap hamba apa yang
cocok baginya”[6].
Ibnul Qoyyim berkata:”….Karena Allah adalah al-Qadir,
al-Khaaliq, al-Baari’, al-Musawwir, al-Hayyu, al-Qoyyum, as-Samii’, al-Basiir,
al-Muhsin”[7].
Beliau juga berkata:”Nama Allah al-Barr, al-Muhsin,
al-Mu’ti, al-Mannan dan yang lainnya mengandung atsar dan
akibat-akibatnya”[8].
Syaikh Sulaiman bin Abdullah berkata:”Allah-subahanahu wa
ta’ala- adalah al-Muhsin, satu-satunya Dzat yang memberi nikmat”[9].
Beberapa Ulama yang Bernama Abdul Muhsin
Untuk menguatkan apa yang kami bawakan di atas maka di sini
kami kutip nama Abdul Muhsin yang dipakai oleh para ulama sebagai nama mereka,
dan kami akan cukupkan hanya mengutip sepuluh saja dari nama-nama itu walaupun
sebenarnya sangat banyak sekali para ulama terdahulu yang bernama Abdul Muhsin.
Ø Abdul Muhsin bin
Amr bin Yahya Abul Qasim as-Shaffar wafat tahun 333 H, lihat biografinya dalam “Tarikh
Dimasq” oleh Ibnu Asakir (10/448).
Ø Abdul Muhsin bin
Ali bin Hasan al-Qozwiny wafat 482 H, lihat biografinya dalam “at-Tadwin fi
Akhbar Qozwin” (3/258).
Ø Abdul Muhsin bin
Muhammad bin Ali al-Baghdady, ahli hadits yang terkenal dengan nama as-Syihi
wafat thn.489 H, lihat biografinya dalam “al-Ibar” oleh az-Dzahaby (2/360).
Ø Abdul Muhsin bin
Shadaqah bin Abdullah Abul Muwahib wafat thn.503 H, lihat biografinya dalam “Tarikh
Dimasyq” (10/447).
Ø Abdul Muhsin bin
Ahmad bin Wahab az-Zaby wafat thn.597, lihat biografinya dalam al-“Mukhtasar
al-Muhtaj” oleh az-Dzahaby (hlm.281).
Ø Abdul Muhsin bin
Ya’isy bin Ibrahim bin Yahya al-Harrani al-Faqih wafat thn.611 H,lihat
biografinya dalam “Dzail Thabaqat al-Hanabilah” oleh Ibnu Rajab (2/82).
Ø Abdul Muhsin bin
al-Anmathy al-Mishry as-Syafi’I wafat thn.619 H, lihat biografinya dalam “Tadzkiratul
Huffadz” (4/1404).
Ø Abdul Muhsin bin
Nashrulloh bin Katsir al-Mishry as-Syafi’I wafat tahun.421 H, lihat biografi
lengkapnya dalam “Thabaqat as-Syafi’iyyah” oleh as-Subky (8/313).
Ø Abdul Muhsin bin
Abul Amid bin Khalid bin Abdul Ghaffar al-Abhary wafat thn.624, lihat
biografinya dalam “al-Ibar” (3/193).
Ø Abdul Muhsin bin
Abdul Karim bin Dzafir bin Rafi’ al-Hashry al-Mishry al-Hambaly wafat thn.625
H, lihat biografinya Dzail Thabaqat al-Hanabilah oleh Ibnu Rajab (4/172).
Ditulis oleh Abu Zaid di Mataram Lombok NTB, 3-Jumada
at-Tsany-1434 H/12-April-2013 M.
[1]
Al-Mughny Fid Du’afa oleh az-Dzahaby (1/481).
[2]
Al-Mughny Fid Du’afa (2/145).
[3]
Jami’ut Tahsil oleh al-Ala’I (hlm.199).
[4]
Maratibul Ijma’ oleh Ibnu Hazm (hlm.154), Tuhfatul Maudud (hlm.80) oleh Ibnul
Qoyyim.
[5]
Majmu’ Fatawa (1/379)
[6]
Majmu’ Fatawa (5/238)
[7]
Al-Bada’I’ (2/249).
[8]
Madarijus Salikin (1/416).
[9]
Taisirul Azizil Hamid (hlm.461).
0 Response to "AL-MUHSIN SALAH SATU NAMA ALLAH YANG MULIA"
Posting Komentar
Pertanyaan dan komentar, akan kami balas secepatnya-insyaallah-.