قَالَ رَسُوْلُ اللهِ –صلى الله عليه وسلم- سَبْعٌ يَجْرِيْ لِلْعَبْدِ
أَجْرُهُنَّ وَهُوَ فِيْ قَبْرِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ : مَنْ عَلَّمَ عِلْماً ، أَوْ
أَجْرَى نَهْراً ، أَوْ حَفَرَ بِئْراً ، أَوْ غَرَسَ نَخْلاً أَوْ بَنَى مَسْجِداً
، أَوْ وَرَّثَ مُصْحَفاً ، أَوْ تَرَكَ وَلَداً يَسْتَغْفِرُ لَهُ بَعْدَ مَوْتِهِ
Rasululloh-shallallhu
alaihi wasallam-bersabda:”Ada tujuh perkara yang pahalanya akan senantiasa
mengalir kepada seorang hamba di kuburannya setelah dia meninggal: Ilmu yang
dia ajarkan, mengalirkan sungai, menggali sumur, menanam pohon kurma, membangun
masjid, mewariskan mushaf al-Qur’an, atau dia meninggalkan seorang anak yang
memintakan ampun untuknya setelah dia meninggal”[1].
Perhatikanlah
wahai saudarku betapa banyak jalan kebaikan dan jalan untuk mendapat pahala
dari Allah –azza wa jalla-, lalu hendaknya kita bersegera di negeri dunia ini
menambah pundi-pundi amal yang pahalanya mengalir sampai walaupun kita sudah
berada di negeri barzah.
Ilmu
yang Diajarkan
Ilmu
yang dimaksud di sini adalah ilmu yang bermanfaat, ilmu yang dengannya orang
bisa memahami dan faham akan agamanya, membimbing mereka ke jalan yang lurus,
dari sini nampaklah keutamaan para ulama dan para da’I yang mengajarkan ilmunya
dan berdakwah di jalan Allah, ketika salah seorang di antara mereka
meninggalkan maka ilmu yang mereka ajarkan diwariskan kepada generasi
berikutnya, di mana pahala ilmu tersebut tetap mengalir walaupun jasad mereka
telah lenyap.
Mengalirkan
Air Sungai
Yaitu
membuat aliran air supaya air itu sampai ke tempat tinggal manusia, sampai ke
sawah-sawah mereka, yang dengannya orang-orang bisa minum, sawah-sawah bisa
diairi dan binatang-binatang bisa minum, termasuk dalam hal ini adalah
mengalirkan air dengan pipa-pipa air sampai ke tempat yang dibutuhkan.
Menggali
Sumur
Hal
ini kurang lebih sama dengan point ke-2 tadi, dalam riwayat lain, Rasulullah
bersabda:
بَيْنَا رَجُلٌ بِطَرِيقٍ اشْتَدَّ عَلَيْهِ الْعَطَشُ فَوَجَدَ
بِئْرًا فَنَزَلَ فِيهَا فَشَرِبَ ثُمَّ خَرَجَ فَإِذَا كَلْبٌ يَلْهَثُ يَأْكُلُ
الثَّرَى مِنْ الْعَطَشِ ، فَقَالَ الرَّجُلُ : لَقَدْ بَلَغَ هَذَا الْكَلْبَ
مِنْ الْعَطَشِ مِثْلُ الَّذِي كَانَ بَلَغَ مِنِّي ، فَنَزَلَ الْبِئْرَ فَمَلَا
خُفَّهُ مَاءً فَسَقَى الْكَلْبَ فَشَكَرَ اللَّهُ لَهُ فَغَفَرَ لَهُ ، قَالُوا
يَا رَسُولَ اللَّه وَإِنَّ لَنَا فِي الْبَهَائِمِ لَأَجْرًا ؟ فَقَالَ فِي كُلِّ
ذَاتِ كَبِدٍ رَطْبَةٍ أَجْرٌ
“Ketika seorang laki-laki berjalan, di mana dia sangat haus,
lantas dia menemukan sebuah sumur, lalu diapun turun ke sumur itu, kemudian
diapun minum, lantas dia keluar, maka tiba-tiba dia melihat seekor anjing
sedang terengah-engah menjilat tanah karena kehausan, lalu laki-laki tadi
berkata:”Anjing ini merasakan kehausan yang sangat sebagaimana yang menimpa
saya, lalu diapun turun lagi ke sumur itu dan mengisi sepatunya dengan air
kemudian memberi minum kepada anjing yang kehausan tadi, maka Allahpun
mensyukuri perbuatannya itu dan mengampuninya”. Para sahabat bertanya:” Wahai
Rasulullah apakah kita diberi pahala jika berbuat baik pada binatang? Beliau menjawab:”Berbuat
baik kepada setiap yang bernyawa itu berpahala”[2].
Menanam Pohon Kurma
Sudah kita ketahui bersama bahwa
pohon kurma adalah pepohonan terbaik, dan termasuk pohon yang paling banyak
manfaatnya bagi manusia, maka barangsiapa yang menanm pohon kurma lalu
menyedekahkan buahnya bagi orang maka setiap kali seorang makan dari buah pohon
kurma itu dia akan mendapat pahala darinya, begitu juga menanam pohon-pohon lain
yang bisa diambil manfaat oleh manusia sama seperti kurma, disebutkannya pohon
kurma di sini karena keistimewaannya dari pohon-pohon lainnya.
Membangun Masjid
Masjid adalah tempat yang paling
dicintai oleh Allah, sebagaimana dalam riwayat lain, Rasulullah bersabda:
مَنْ بَنَى مَسْجِدًا يَبْتَغِي بِهِ وَجْهَ اللَّهِ بَنَى اللَّهُ
لَهُ مِثْلَهُ فِي الْجَنَّةِ
“Barangsiapa yang membangun masjid semata-mata mengharap wajah
Allah maka Allah akan bangunkan baginya bangunan semisal di surga”[3].
Mewariskan Mushaf al-Qur’an
Yaitu dengan mencetak al-Qur’an atau membelinya lalu mewakafkannya
ke masjid-masjid dan pesantren-pesantern, supaya bisa dimanfaatkan orang lain,
maka orang yang mewakafkan itu akan mendapat pahala setiap kali al-Qur’an itu
dibaca, ditadabburi dan diamalkan oleh manusia.
Mendidik Anak dan Menggemblengnya
dengan Baik
Agar mereka menjadi anak-anak yang
shalih dan berbakti kepada orang tua mereka, lalu mereka akan berdo’a untuk
kedua orang tua mereka, memintakan rahmat dan ampunan untuk ibu bapak mereka.
Hadits-hadits yang Senada Dengan
Ini
Terdapat riwayat-riwayat shahih lain yang senada dengan riwayat yang
kami bawakan di atas.
Ø Riwayat
Abu Hurairah, Rasulullah bersabda:
إِنَّ مِمَّا يَلْحَقُ الْمُؤْمِنَ مِنْ عَمَلِهِ
وَحَسَنَاتِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ : عِلْمًا عَلَّمَهُ وَنَشَرَهُ ، وَوَلَدًا
صَالِحًا تَرَكَهُ ، وَمُصْحَفًا وَرَّثَهُ ، أَوْ مَسْجِدًا بَنَاهُ ، أَوْ
بَيْتًا لِابْنِ السَّبِيلِ بَنَاهُ ، أَوْ نَهْرًا أَجْرَاهُ ، أَوْ صَدَقَةً
أَخْرَجَهَا مِنْ مَالِهِ فِي صِحَّتِهِ وَحَيَاتِهِ يَلْحَقُهُ مِنْ بَعْدِ
مَوْتِهِ
“Sesungguhnya
di antara hal yang pahalanya mengalir dari amal ibadah serta kebaikan seorang
mukmin setelah dia meninggal adalah: ilmu yang dia ajarkan dan sebarkan, anak
shalih yang dia tinggalkan, mushaf yang dia wariskan, masjid yang dia bangun,
rumah untuk para musafir yang dia bangun, sungai yang dia alirkan, shadaqah
yang dia keluarkan dari hartanya ketika dia masih hidup dan sehat yang pahalanya
nanti mengalir sampai dia meninggal”[4].
Ø Riwayat
Abu Umamah al-Bahily, Rasulullah bersabda:
أَرْبَعَةٌ تَجْرِي عَلَيْهِمْ أُجُورُهُمْ بَعْدَ
الْمَوْتِ : مَنْ مَاتَ مُرَابِطًا فِي سَبِيلِ اللَّهِ ، وَمَنْ عَلَّمَ عِلْمًا
أُجْرِيَ لَهُ أَجْرُهُ مَا عُمِلَ بِهِ ، وَمَنْ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ
فَأَجْرُهَا يَجْرِي لَهُ مَا جَرَتْ، وَرَجُلٌ تَرَكَ وَلَدًا صَالِحًا فَهُوَ
يَدْعُو لَهُ
“Ada
empat perkara yang mengalir pahalanya kepada mereka setelah mati: Orang yang
meninggal dalam kedaan berjaga di jalan Allah, orang yang mengajarkan ilmu,
maka pahalnya mengalir baginya selama orang yang dia ajar mengamalkannya, orang
yang bershadaqah, maka pahalanya senantiasa mengalir untuknya, seorang yang
meninggalkan anak yang shalih yang berdoa untuknya”[5].
Ø Riwayat
Abu Hurairah, Rasulullah bersabda:
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ
عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ : إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ ، أَوْ عِلْمٍ
يُنْتَفَعُ بِهِ ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Apabila
manusia meninggal maka pahala amal ibadahnya terputus kecuali tiga perkara:”
Shadaqah jariyah, ilmu yang diambil manfaatnya, atau anak shalih yang mendo’akannya”[6].
Dari pembahasan di atas nampak bagi kita beberapa amal yang pahalanya
tetap mengalir sampai seseorang itu meninggal, Imam as-Suyuti mengumpulkannya
dalam bait-bait sya’ir di bawah ini:
إذا مَاتَ ابنُ آدم لَيْسَ يجرِي
عَليه مِن فِعَــــالٍ غيرُ عَشْرِ
Apabila
seorang meninggal tdk ada pahala yang mengalir
Selain
sepuluh amal ibadah ini
علوم بثَّها ، ودعــاءُ نَجْلٍ
وغَرْسُ النَّخلِ ، والصدقاتُ تجري
Ilmu
yang dia sebarkan,do’a anak
Menanam
kurma, sadaqah jariyah
وَوِراثةُ مُصحفٍ ، ورِباطُ ثَغْرٍ
وحَفْرُ البئرِ ، أو إجراءُ نَهـــرِ
Orang
yang mewariskan mushaf
Menggali
sumur, mengalirkan sungai
وبيتٌ للغريبِ بَنــاهُ يأوي
إليه ، أو بِناءُ مَــــحلِّ ذِكْرِ
Rumah
bagi orang asing tempat bernaung yang dia bangun
Atau
membangun tempat dzikir (masjid)
Abu Zaid, pulau
seribu masjid Lombok 4-Jumada at-Tsani 1434 H/14-April-2013.
[1] Diriwayatkan
oleh al-Bazzar, dihasankan oleh Syaikh al-Albany dalam Shahihul Jaami’ no.3602.
[2]
HR.al-Bukhari no.2466, Muslim no.2244.
[3] HR.al-Bukhari
no.450, Muslim no.533.
[4]
HR.Ibnu Majah no.242, dihasankan oleh al-Albany dalam Shahih Ibnu Majah no.198.
[5]
HR.Ahmad (2/260-261), at-Thabrany (no.7831), dishahihkan oleh al-Albany dalam
Shahih al-Jaami’ (no.877).
[6]
HR.Muslim no.1631, para ulama mentafsirkan shadaqah jariah dengan harta yang
diwakafkan.
4 Responses to "PAHALANYA MENGALIR WALAUPUN DIA TELAH MENINGGAL "
Ass, Pak Ustadz
Saya ingin menjadi anak shalih yang mendo'akan orang tuanya yang sudah almarhum. Bagaimana/apa do'anya yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah S.a.w.? Mohon jawaban Pak Ustadz!
Bisa dengan mengucapkan do'a-do'a yang terdapat dalam al-Qur'an (dan ini insyaalloh lebih afdol), adapun lafaz do'a khusus untuk kedua orang tua dari hadits maka kami belum menemukan:
رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ
(Wahai Rabbku ampunilah aku dan kedua orang tuaku), Do'a ini tercantum di surat Nuh ayat 28
رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيْراً
(Wahai Rabbku rahmatilah kedua orang tuaku sebagaimana mereka mendidikku sewaktu kecil), Do'a ini tercantum di surat al-Isra' ayat 24
رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ يَوْمَ يَقُوْمُ الحِسَابَ
(Wahai Rabb kami ampunilah aku dan kedua orang tuaku serta kaum muslimin pada hari penghitungan) Do'a ini tercantum di surat Ibrahim ayat 41
walaupun demikian boleh juga meno'akan kedua orang tua dengan lafaz-lafaz lain juga dengan bahasa selain arab/tidak ada pembatasan, walaupun memang do'a dari al-Qur'an tersebut lebih afdal.
Ass, Pak Ustadz.
Terima kasih atas jawabannya, apakah do'a2 tersebut boleh juga juga dibacakan sewaktu ziarah kubur orang tua, mengingat adanya larangan membaca Qur'an diatas kuburan?
kalau memang niat anda untuk berdo'a bukan untuk baca al-Qur'an tidak mengapa.
Posting Komentar
Pertanyaan dan komentar, akan kami balas secepatnya-insyaallah-.