Masa Depan Gemilang Menanti Islam

Terdapat dalil-dalil yang banyak sekali yang memberi kaum muslimin sekarang ini akan kabar gembira dengan kemenangan besar serta masa depan gemilang yang akan terwujud di masa mendatang untuk agama Islam nan mulia ini, kami mengetengahkan artikel ini agar kaum muslimin tidak berputus asa dan frustrasi apabila melihat penindasan serta kezaliman yang menimpa sebagian ummat Islam di dunia dewasa ini, begitu juga kemunduran, pecah belah serta lemah dalam berbagai bidang yang kerap kali kita lihat selalu disematkan terhadap kaum muslimin, agar semangat selalu hidup, agar harapan-harapan selalu tumbuh didalam hati, agar kita selalu bersemangat untuk berbuat, berkarya dan berdakwah untuk menyongsong kemenangan dan kejayaan Islam itu, kemenangan yang mesti dan pasti terjadi karena dalil-dalil shahih yang menyebutkannya, kemenangan yang telah menampakkan tanda-tanda akan dekatnya waktu terjadinya.
Allah-ta’ala-berfirman:

هُوَ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلىَ الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ
“Dialah (Allah) yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (al-Qur’an) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai”. (QS:at-Taubah:33).
   Ayat yang mulia ini memberi kita sebuah kabar gembira bahwasanya masa depan adalah milik Islam dengan kemenangan, kekuasaannya atas seluruh agama-agama selainnya, sebagian orang menyangka bahwa kemenangan dan kekusaan itu telah terwujud di zaman Rasulullah-shallallahu alaihi wasallam- dan zaman para Khulfaur Rasyidin serta para khalifah yang adil di masa lampau, persangkaan ini tidak tepat, kemenangan serta kekuasaan yang terjadi di masa lampau itu adalah sebagian kecil dari janji mulia Allah dalam ayat yang agung ini, sebagaimana disinyalir oleh Nabi-shallallahu alaihi wasallam-:

قَالَتْ عَائِشَهُ –رضي الله عنها-: يَارَسُوْلَ اللهِ إِنْ كُنْتُ لَأَظُنُّ حِيْنَ أَنْزَلَ اللهُ : هُوَ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلىَ الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ. أَنَّ ذَلِكَ تَامًا, قَالَ:إِنَّهُ سَيَكُوْنُ مِنْ ذَلِكَ مَاشَاءَ اللهُ...
“A’isyah berkata:”Wahai Rasulullah sungguh saya menyangka ketika Allah menurunkan ayat ini:
هُوَ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلىَ الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ
“Dialah (Allah) yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (al-Qur’an) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai”. (QS:at-Taubah:33).
Bahwa kemenangan itu telah sempurna, beliau lalu bersabda:”Hal itu (kemenangan Islam) akan terjadi sekehendak Allah…”[1].
   Sebagaimana yang kami sinyalir bahwa terdapat hadits-hadits yang banyak sekali yang menjelaskan sejauh mana nanti kemenangan Islam itu akan terjadi serta sejauh mana Islam ini akan menyebar, sehingga tidak ada sedikitpun keraguan akan kemenangan serta kejayaan Islam itu.
Syaikh al-Albani-rahimahullah-berbicara dalam as-Silsilah as-Shahihah (hadits no.1-5) tentang kabar gembira besar ini seraya mengatakan:”Di sini saya akan membawakan beberapa dari hadits-hadits yan berkaitan dengan hal ini, semoga menjadi pembangkit semangat bagi para da’I yang menyeru kepada agama Islam, dan semoga menjadi hujjah bagi mereka yang pesimis dan frustrasi:
Rasulullah bersabda:

إِنَّ اللهَ زَوَى لِيَ الْأَرْضَ فَرَأَيْتُ مَشَارِقَهَا وَمَغَارِبَهَا, وَإِنَّ أُمَّتِيْ سَيَبْلُغُ مُلْكُهَا مَا زُوِيَ لِيْ مِنْهَا...
“Sesungguhnya Allah telah mengumpulkan bumi ini bagi saya, lalu sayapun bisa melihat seluruh bagian timur dan baratnya, dan sungguh kekuasaan ummatku nanti akan mencapai sejauh mana bumi itu dikumpulkan/dilipatkan bagi saya…”[2].
Terdapat hadits yang redaksinya lebih jelasa dari ini yaitu sabda beliau:

لَيَبْلُغَنَّ هَذَا الْأَمْرُ مَابَلَغَ الَّليْلَ وَالنَّهَارَ, لَا يَتْرُكُ اللهُ بَيْتَ مَدَرٍ وَلاَ وَبَرٍ إِلَّا أَدْخَلَهُ اللهُ هَذَا الدِّيْنَ بِعِزِّ عَزِيْزٍ, أَوْ بِذُلِّ ذَلِيْلٍ...
“Demi Allah perkara (agama Islam) ini akan menjangkau pelosok bumi selama siang dan malam menjangkaunya, Allah tidak akan meninggalkan rumah kota dan pelosok (badui) melainkan akan dimasuki oleh agama ini dengan kemuliaan orang yang mulia atau dengan kehinaan orang yang hina…”[3].
   Dan tidak diragukan lagi bahwa terwujudnya kemenangan dan kejayaan ini, konsekwensinya adalah bahwa suatu hari nanti kaum muslimin akan kembali menjadi kekuatan besar, baik secara moral, materi dan persenjataan, lalu mereka akan berhasil menaklukkan kekuatan kafir, dan inilah yang disinyalir dalam hadits di bawah ini:

عَنْ أَبِيْ قَبِيْلٍ قَالَ: كُنَّا عِنْدَ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو بْنِ الْعَاص وَسُئِلَ: أَيُّ الْمَدِيْنَتَيْنِ تُفْتَحُ أَوَّلاً : اَلْقَسْطَنْطِيْنِيَّةُ أَوْ رُوْمِيَّةُ؟ فَدَعَا عَبْدُ اللهِ بِصُنْدُوْقٍ لَهُ حِلَقٌ, قَالَ: فَأَخْرَجَ مِنْهُ كِتَابًا, قَالَ: فَقَالَ عَبْدُ  اللهِ : بَيْنَمَا نَحْنُ حَوْلَ رَسُوْلِ اللهِ نَكْتُبُ, إِذْ سُئِلَ رَسُوْلُ اللهِ-صلى الله عليه وسلم-: أَيُّ الْمَدِيْنَتَيْنِ تُفْتَحُ أَوَّلًا : اَلْقَسْطَنْطِيْنِيَّةُ أَوء رُوْمِيَّةُ؟ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ: مَدِيْنَةُ هِرَقْلَ تُفْتَحُ أَوَّلاً يَعنِي قَسْطَنْطِيْنِيَّةُ.
“Dari Abu Qabil dia berkata: “Suatu hari kami bersama Abdullah bin Amr bin Aash, dia ditanya: “Kota mana yang akan terlebih dahulu ditaklukkan: kota Konstantinopel (sekarang Istanbul) atau Roma (ibu kota Italia sekarang)? Lalu Abdullah menyuruh seseorang mengambilkannya sebuah peti yang diikat dengan tali berbentuk lingkaran, Abu Qabil berkata: “Lantas Abdullah mengeluarkan sebuah tulisan dari peti itu,lalu dia (Abdullah) bercerita:”Suatu hari ketika kami berada di samping Rasulullah untuk menulis (hadits), tiba-tiba beliau ditanya:”Kota mana yang akan terlebih dahulu ditaklukkan, Konstantinopel atau Roma? Lalu Rasulullah menjawab:”Kotanya Heraklius yang akan terlebih dahulu ditaklukkan, kota Heraklius maksudnya:Konstantinopel”[4].
   Kata “Rumiyyah’ dalam hadits di atas (sebagi mana saya terjemahkan) maksudnya adalah kota Roma yaitu Ibu kota negara Italia sekarang ini, hal ini sebagimana (bisa dilihat dalam) kitab “ Mu’jamul Buldan”. Sebagaimana kita ketahui penaklukan pertama (yaitu terhadap kota Konstantinopel/Istanbul) telah terwujud berkat jasa Muhammad al-Faatih al-Utsmany, hal ini terjadi setelah berlalu lebih dari 8 abad semenjak Nabi mengabari kita dengan penaklukan itu, adapun penaklukan kedua (yaitu penaklukan kota Roma) pasti akan terwujud cepat atau lambat.
Dan tidak diragukan lagi terwujudnya penaklukan kedua ini,konsekwensinya bahwa pemerintahan yang rasyidah (adil) akan kembali ditangan kaum muslimin, dan inilah yang disinyalir oleh hadits di bawah ini:

تَكُوْنُ النُّبُوَّةُ فِيْكُمْ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُوْنَ، ثُمَّ يَرْفَعُهَا اللهُ إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا، ثُمَّ تَكُوْنُ خِلَافَةٌ عَلىَ مِنْهَاجِ النُّبُوَّةُ فَتَكُوْنُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُوْنَ، ثُمَّ يَرْفَعُهَا اللهُ إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا، ثُمَّ تَكُوْنُ مُلْكًا عَاضًّا فَيَكُوْنُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ يَكُوْنَ، ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ اللهُ أَنْ يَرْفَعَهَا، ثُمَّ تَكُوْنُ مُلْكًا جَبْرِيًّا فَتَكُوْنُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُوْنَ، ثُمَّ يَرْفَعُهَا اللهُ إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا، ثُمَّ تَكُوْنُ خِلَافَةٌ عَلىَ مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ، ثُمَّ سَكَتَ.
“Nabi akan hidup di tengah-tengah kalian selama yang dikehendaki Allah, kemudian Allah akan mengakhirinya jika Allah menghendaki, kemudian aka nada pemerintahan di atas manhaj Nabi (makksudnya:pemerintahan Khulfa’ur Rasyidin), lalu pemerintahan itu akan berlangsung selama yang dikehendaki Allah, kemudian Allah akan mengakhirinya jika Dia mengehndaki, lalu akan ada pemerintahan yang zalim, lalu pemerintahan zalim itupun berlansung selama yang dikehendaki Allah, kemudian setelah itu akan ada pemerintahan yang lalim, dan berlangsung selama yang dikehendaki Allah, lalu Allah akan mengakhirinya jika Dia kehendaki, kemudian setelah itu akan terjadi lagi pemerintahan di atas manhaj Nabi”.kemudian beliau terdiam”[5].







[1] Muslim no.2907.
[2] Muslim no.2889.
[3] Ahmad, at-Thabrani dalam “al-Kabiir” Ibnu Hibban, lihat “Tahdzirus Saajid” hlm.118, “as-Shahihah” no.3.
[4] Ahmad, ad-Darimy, Ibnu Abi Syaibah dalam”al-Mushannaf” dan selain mereka dishahihkan oleh al-Hakim dan disepakati oleh az-Dzahaby, syaikh al-Albani mengatakan” Memang hadits ini shahih sebagaimana yang mereka berdua katakan( al-Hakim dan az-Dzahaby)”, lihat as-Shahihah no.4.
[5] Dikeluarkan oleh Ahmad dan selain beliau lihat “as-Shahihah’ no.5.

1 Response to "Masa Depan Gemilang Menanti Islam"

Anonim mengatakan...

pembahasan yang menarik...buuriktum

Posting Komentar

Pertanyaan dan komentar, akan kami balas secepatnya-insyaallah-.