Pembahasan
tentang “al-Muttafiq wal Muftariq” termasuk pembahasan penting dalam
ilmu hadits, makna istilah ini adalah: persamaan yang terjadi pada beberapa
rawi, baik kesamaan nama, nama ayah, nisbah (fam keluarga) dan hal lain
yang membuat nama-nama perawi itu jadi samar. Banyak para ulama yang terjatuh
dalam kesalhan akibat beberapa nama perawi yang namanya mirip ini, sebagai
contoh: Imam Sufyan bin Uyainah meriwayatkan hadits tentang Shalat Istisqa’
dari sahabat Abdullah bin Zaid.
Lalu
dari Abdullah bin Zaid yang mana, sedangkan Abdullah bin Zaid dari kalangan
sahabat ada dua orang?
1.
Abdullah
bin Zaid bin Ashim al-Maziny al-Anshary, beliaulah sebenarnya perawi hadits
shalat Istisqa’.
2.
Abdullah
bin Zaid bin Abdi Rabbih al-Anshary, beliau adalah perawi hadits tentang Adzan.
Imam
Sufyan bin Uyainah meriwayatkan hadits tentang shalat Istiqa’ dari
Abdullah bin Zaid lalu beliau berkata:
هُوَ
صَاحِبُ الْأَذَانِ
“Dia adalah perawi hadits tentang adzan.”
Padahal
perawi hadits adzan bukan Abdullah bin Zaid bin Ashim tapi Abdullah bin Zaid
bin Abdi Rabbih, oleh karena itu Imam al-Bukhari mengoreksi kesalahan Imam
Sufyan ini dalam shahihnya.
Contoh
yan lain: sebagian penuntut ilmu tidak membedakan antara beberapa ulama yang
terkenal dengan nama Ibnul Atsir,padahal Ibnul Atsir bersaudara ada 3 orang:
1.
Ibnul
Atsir Majdud Din Abus Sa’adat, al-Muhaddits (ahli hadits) penyusun kitab
“Jaami’ul Ushul” dan kitab”an-Nihayah fi Gharibil Hadits wal Atsar”
meninggal thn.606 H.
2.
Ibnul
Atsir Izzuddin Abul Hasan, al-Mu’arrikh (ahli sejarah) penyusun kitab “al-Kaamil
fit Tarikh.” Wafat thn.630 H.
3.
Ibnul
Atsir Dhiya’uddin Abul Fath, al-Katib al-Lughawi (penulis dan ahli
bahasa) penyusun kitab “al-Matsalus Sa’ir fi Adabil Kaatib was Syaa’ir” wafat
thn.637 H.
Pembahasan
ini sangat panjang jika kita perpanjang, namun apakah hal yang sama terjadi
pada ulama masa kini? Jawabannya:ya, berikut adalah contoh-contohnya, semoga
bermanfaat..!
1.
Al-Aluusy,
beberapa ulama dikenal dengan nama ini: Abus Tsana’ Mahmud Syukri bin
Abdillah al-Aluusy, penyusun kitab tafsir “Ruuhul Ma’ani”
(wafat.1270 H), Abus Tsana’ mempunyai anak bernama Nu’man Khairuddin
al-Aluusy penyusun kitab”Jala’ul Ainain fi Muhakamatil Ahmadain”
(wafat 1317 H), ada lagi cucu Abus Tsana’ bernama Mahmud Syukri bin Abdullah
bin Mahmud al-Aluusy Abul Ma’ali lahir 3 tahun setelah wafatnya sang kakek,
seorang ulama salafi, pemilik kitab”Ghayatul Amani fi Radd ala an-Nabhani”
(wafat.1342 H).
2.
Al-Muthi’I,
ada setidaknya dua ulama’ yang terkenal dengan nama ini, Syaikh Muhammad Bakhit
al-Muthi’I beliau adalah Mufti negeri Mesir, mempunyai hasyiah
terhadap Syarh al-Isnawi ala Minhaj al-Baidhawy beliau wafat.1354 H. Muhammad
Najib al-Muhti’I menyempurnakan syarah al-Majmu’ yang dimulai oleh
Imam an-Nawawy, sepeninggal beliau dilanjutkan oleh as-Subky, lantas setelah
itu dilanjutkan oleh al-Muthi’I ini wafat.1406 H.
3.
An-Nabhani,
ada dua nama yang terkenal dengan sebutan ini, yang pertama adalah Yusuf bin
Isma’il an-Nabhani, seorang sufi yang masyhur wafat.1350 H. yang kedua adalah Taqiyuddin
an-Nabhani, pendiri Hizbut Tahrir, wafat.1398 H.
4.
As-Syinqiti,
beberapa ulama terkenal dengan nama ini, Syaikh Muhammad al-Amin bin Muhammad
al-Mukhtar as-Syinqiti-rahimahullah-, penyusun kitab tafsir
yang istimewa “Adhawa’ul Bayan”, Syaikh Muhammad bin Muhammad
al-Mukhtar as-Syinqiti-hafidzahullah-,beliau adalah pengajar di
masjid nabawi dan salah seorang anggota Hai’ah Kibaril Ulama, ayahanda
beliau adalah Muhammad al-Mukhtar as-Syinqiti pengajar di masjid nabawy
dan sempat mensyarah Sunan an-Nas’I.adapun Syaikh Muhammad al-Amin as-Syinqiti
(penyusun Adhawa’ul Bayan) mempunyai dua orang putra yang menjadi ulama:
1) Syaikh Abdullah bin Muhammad al-Amin as-Syinqiti, beliau pengajar
tafsir di masjid nabawy-hafidzhullah-, 2)Syaikh Muhammad al-Mukhtar bin
Muhammad al-Amin as-Syinqiti beliau ahli usul fiqh.
5.
Al-Jibrin,
pertama:Syaikh Abdullah bin Abdurrahman al-Jibrin-rahimahullah-
salah seorang ulama terkemuka internasional-, kedua Syaikh Abdullah bin
Abdul Aziz al-Jibrin seorang Profesor di Univ.Imam Muhammad bin Sa’ud,
penyusun kitab”Tashilul Aidah.”
6.
Sayikh
Shalih bin Abdul Aziz Alusyaikh-salah
seorang gurunya Syaikh Bin Baz-, berbeda dengan Syaikh Shalih bin Abdul Aziz
Alusyaikh yang sekarang menjabat sebagai Menteri Urusan Agama Islam dan Wakaf
Saudi Arabia juga salah seorang ulama terkemuka, ayah beliau (Syaikh Abdul Aziz
Alusyaikh/menteri wakaf) bukanlah Syaikh Abdul Aziz Alusyaikh yang
sekarang menjadi Mufti Umum Kerajaan Saudi Arabia sebagimana disangka sebagian
orang.
7.
Al-Qahtani,
Syaikh DR.Sa’id bin Ali al-Qahtani, penyusun kitab “Hisnul Muslim”
dan kitab-kitab berharga lainnya, berbeda dengan penyusun kitab “al-Wala’
wal Bara” Syaikh DR.Muhammad Sa’id al-Qahtani, ada yang lain juga
bernama Syaikh Sa’id bin Muhammad al-Qahtani, beliau yang meringkas
kitab “Ma’arijul Qabuul.”
8.
Syaikh
Hammad bin Muhammad al-Anshari
tidak bersaudara dengan Syaikh Isma’il bin Muhammad al-Anshari.
9.
Syaikh
Shalih bin Fauzan al-Fauzan tidak
bersaudara dengan Syaikh Abdul Aziz bin Fauzan al-Fauzan sebagaimana
disangka sebagian penuntut ilmu.
10.
Syaikh
Abdul Aziz bin Abdillah ar-Rajihi-ulama
terkemuka, sempat mensyarah Shahih Bukhari-berbeda dengan Syaikh
Abdul Aziz bin Faishal ar-Rajihi penyusun kitab”Qam’ud Dajajilah.”,
Allahu A’lam.
0 Response to "al-Muttafiq wal Muftariq (Sama Tapi Berbeda)"
Posting Komentar
Pertanyaan dan komentar, akan kami balas secepatnya-insyaallah-.