قال
رسول الله-صلى الله عليه وسلم-:...احفظ الله يحفظك...
Rasulullah-shallallahu
alaihi wasallam-bersabda:”…Jagalah Allah niscaya Allah akan menjagamu…”.[1]
Penjelasan
Hadits
“Jagalah
Allah…” maksudnya laksanakan perintahnya, jauhi larangannya dan jangan melewati
batasannya, barangsiapa yang melakukan hal ini maka dialah yang dipuji oleh
Allah di dalam firman-Nya:
هذا
ما توعدون لكل أواب حفيظ.من خشي الرحمن بالغيب وجاء بقلب منيب
“Inilah (surga) yang dijanjikan kepadamu,
yaitu kepada setiap hamba yang selalu kembali juga menjaga (semua
peraturan-peraturan Allah). Yaitu orang yang takut kepada Tuhan yang maha
pemurah sedang Dia tidak kelihatan (olehnya) dan dia datang dengan hati yang
bertaubat”.(QS.Qaaf:32-33).
“…Niscaya
Allah akan menjagamu…” karena balasan sesuai dengan perbuatan, sebagaimana dalam
banyak ayat-ayat di dalam al-Qur’an:
وأوفوا
بعهدي أوف بعدكم
“Dan penuhilah janjimu kepada-Ku niscaya Aku
penuhi janjiku kepadamu…”(QS.al-Baqarah:40)
فاذكروني
أذكركم
“Maka
ingatlah kepada aku niscaya aku akan mengingatmu”(QS.al-Baqarah:152)
إن
تنصرواالله ينصركم
“Jika kalian menolong Allah maka Allah akan
menolong kalian”.(QS.Muhammad:7).[2]
Dua
Jenis Penjagaan Allah
Pertama: Penjagaan Allah terhadap hambanya yang shalih dalam hal kebaikan
dunianya; harta benda, keluarga dan dirinya, Allah berfirman:
له
معقبات من بين يديه ومن خلفه يحفظونه من أمرالله
“Baginya ada mala’ikat yang selalu
mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas
perintah Allah…”(QS.ar-Ra’du:11).
Imam
Mujahid berkata:
ما
من عبد إلا له ملك يحفظه في نومه ويقظته من الجن والإنس والهوام, فما من شيء يأتيه
إلا قال له: وراءك, إلا شيئا أذن الله فيه فيصيبه.
“Tidaklah seorang hamba melainkan di sisinya
ada mala’ikat yang menjaganya, di saat tidur dan jaga dari (kejahatan) jin dan manusia
serta binatang, tidaklah sesuatu (yang membahayakan) mendatanginya melainkan ia
berkata: hati-hatilah, kecuali sesuatu yang telah diizinkan Allah maka akan
menimpanya”.[3]
Ibnu
Rajab-rahimahullah-berkata:
“(Diceritakan)
bahwa sebagian ulama salaf telah memasuki umur seratusan tahun namun masih kuat
badan dan akalnya, lantas suatu saat ia melompat dengan keras, kemudian dia
ditanya, lalu dia menjawab:
هذه
جوارح حفظناهاعن المعاصي في الصغر فحفظها الله علينا في الكبر
“Badan ini kami jaga dari maksiat di waktu
muda maka Allah menjaganya di waktu kami telah tua”.
Namun
sebaliknya sebagian salaf melihat seorang tua renta mengemis kepada
orang-orang, lalu dikatakan kepadanya:
إن
هذا ضيع الله في صغره فضيعه الله في كبره
“Sesungguhnya orang ini menyia-nyiakan Allah
di masa mudanya maka Allah menyia-nyiakannya di masa tuanya”.[4]
Begitu
pula anak keturunannya mendapat penjagaan, sebagaimana dalam kisah dua orang
anak yatim yang dijaga harta miliknya disebabkan karena kedua orang tua mereka
dahulu orang shalih, Allah berfirman:
وكان أبوهما صالحا
“…Karena dahulu kedua orang tua mereka orang
yang shalih”.(QS:al-Kahfi:82).
Ibnu
Katsir-rahimahullah-berkata:”Dalam ayat ini terdapat dalil bahwa seorang yang
shalih akan dijaga keturunannya, dengan mendapat berkah akibat ibadah orang tua
di dunia, adapun diakhirat memberi syafa’at kepada keturunannya itu, Ibnu Abbas
berkata: “mereka berdua (dua anak yatim dalam ayat) dijaga oleh Allah padahal
tidak disebutkan bahwa kedua anak yatim itu shalih atau tidak”.[5]
Umar
bin Abdul Aziz-rahimahullah-berkata:
ما من مؤمن يموت إلا حفظه الله في عقبه وعقب عقبه
“Tidaklah seorang mukmin yang shalih itu meninggal melainkan
Allah akan menjaga anak cucunya”.
Ibnul Munkadir-rahimahullah-
juga berkata:
إن الله ليحفظ بالرجل الصالح ولده وولد ولده والدويرات التي حوله فما
يزالون في حفظ الله وستر
“Sesungguhnya Allah anak cucu seorang
laki-laki yang shalih, juga menjaga rumah-rumah yang berada di sekelilingnya,
mereka senantiasa dalam penjagaan dan perlindungan Allah”.[6]
Kisah
Penjagaan Allah terhadap Safinah (bekas budak Rasulullah)
Al-Hakim
meriwayatkan dalam al-Mustadrak dari Safinah maula Rasulullah, dia
berkata:”Aku mengarungi lautan, lalu perahu yang aku pakai pecah, lantas aku
menaiki salah satu papan dari perahuku yang pecah, lalu aku terdampar di sebuah
hutan yang rimbun pepohonan yang dihuni oleh singa, lalu seekor singa
mendatangi saya, lalu aku mengatakan: Wahai singa, saya adalah maula
(bekas budak) Rasulullah, lantas singa itu menundukkan kepalanya dan terus
mendatangi saya, lantas ia mencolekku dengan pundaknya kemudian mengeluarkanku
dari hutan itu dan mengantarkanku ke sebuah jalan, lantas dia mengucap sesuatu
seolah-olah ia mengucap kata perpisahan”.[7]
Kedua: Penjagaan Allah kepada hamba-Nya dalam agama dan imannya, dia
dijaga Allah dari fitnah syubuhat dan syahwat, menjaganya ketika ia meninggal
lalu mewafatkannya di atas keimanan.
Sebagian
salaf berkata:
إذا حضر الرجل الموت يقال للملك: شم رأسه, قال: أجد في رأسه القران,
قال:شم قلبه, قال:أجد في قلبه الصيام, قال:شم قدميه, قال:أجد في قدميه القيام,
قال: حفظ نفسه فحفظه الله.
“Apabila seseorang sedang sekarat, maka
dikatakan kepada mala’ikat:”Ciumlah kepalanya, mala’ikat itu berkata:”Aku
menemukan al-Qur’an padanya”, lalu dikatakan lagi:”Ciumlah hatinya”, dia
berkata:”Aku menemukan puasa di hatinya”, lalu dikatakan lagi:”Ciumlah kedua
kakinya”, mala’ikat berkata:”Aku menemukan qiyamul lail pada kedua
kakinya”, maka dikatakan:”Dia menjaga dirinya maka Allahpun menjaganya”.[8]
[1]
Potongan sebuah hadits mulia dari Ibnu Abbas, diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan
Ahmad dan dihasankan oleh al-Albani dalam Silsilah al-Ahadits as-Shahihah
no.7957.
[2]
Jaami’ul Uluum wal Hikam hlm.549, 552.
[3]
Tafsiir at-Thabari 16:377-378.
[4]
Jami’ul Ulum wal Hikam hlm.554.
[5] Tafsir
Ibnu Katsir 3/99
[6]
Jaami’ul Ulum wal Hikam hlm.555.
[7]
HR.al-Hakim dalam al-Mustadrak (3/606), dia menshahihkannya dan disepakati oleh
az-Dzahabi.
[8]
Jami’ul Uluum wal Hikam hlm.557.
0 Response to "Jagalah Allah Maka Allah Akan Menjagamu"
Posting Komentar
Pertanyaan dan komentar, akan kami balas secepatnya-insyaallah-.