Rasulullah-shallallahu alaihi
wasallam-bersabda:
“…Barangsiapa yang bertemu
dengan Dajjal hendaklah membacakannya ayat-ayat awal surat al-Kahfi”[15].
بادروا بالأعمال فتنا كقطع الليل المظلم, يصبح الرجل مؤمنا ويمسي
كافرا, أو يمسي مؤمنا ويصبح كافرا.
“Segeralah beramal sebelum datang
fitnah-fitnah laksana potongan malam yang gelap gulita, (ada seseorang) di pagi
hari dia mukmin dan di sore hari dia (berubah) menjadi kafir, dan (ada seseorang)
di sore hari mukmin dan di pagi hari (berubah) menjadi kafir, dia menjual
agamanya dengan sedikit harta dunia”[1].
Fitnah-fitnah
yang bermunculan menunjukan dekatnya akhir dunia, dekatnya manusia kepada hari
kebangkitan.
Allah
berfirman:
وما يدريك لعل الساعة تكون قريبا
“Dan tahukah kamu (wahai Muhammad), boleh jadi
hari kiamat itu telah dekat waktunya”.(al-Ahzab:63).
اقتربت الساعة وانشق القمر
“Dan telah dekat (datangnya) saat itu
(kiamat), dan bulan telah terbelah”.(al-Qomar:1).
إنهم يرونه بعيدا ونراه قريبا
“Sesungghunya mereka memandangnya jauh sedang
kita memandangnya dekat”.(al-Ma’arij:6-7).
Rasulullah-shallallahu alaihi
wasallam-bersabda:
بعثت أنا والساعة كهاتين, ويشير بإصبعيه فيمد بهما
“Jarak diutusnya aku dengan hari kiamat
seperti dua jari ini, beliau berisyarat dengan kedua jarinya (jari telunjuk dan
jari tengah), lalu merenggangkannya”[2].
Terjadinya
beberapa tanda kiamat mengharuskan seorang mukmin untuk segera memperbanyak
amal ibadahnya, memperbanyak amal shalihnya kepada Allah-subhanahu wa ta’ala-[3].
Di antara
tanda kiamat besar yang dikabarkan oleh Nabi-shallallahu alaihi wasallam-
adalah keluarnya Dajjal, yang merupakan fitnah terbesar sepanjang sejarah
kehidupan manusia, saking besarnya perkara Dajjal ini, Rasulullah-shallallahu
alaihi wasallam- bersabda sebagaimana dalam Shahih Muslim (no.2946):
ما بين خلق آدم إلى قيام الساعة خلق أكبر من الدجال
“Tidak ada perkara yang paling besar semenjak
diciptakannya Adam sampai hari kiamat selain perkara Dajjal”.
Beliu-shallallahu
alaihi wasallam-juga bersabda:
ما بعث نبي إلا أنذر أمته الأعور الكذاب ألا إنه أعور وإن ربكم ليس
بأعور وإن بين عينيه مكتوب كافر
“Tidaklah seorang nabi diutus melainkan ia
memperingati ummatnya tentang si buta sebelah, pendusta (yaitu Dajjal),
ketahuilah sesungguhnya dia buta sebelah, dan tuhan kalian tidaklah buta
sebelah, dan tertulis di keningnya “kafir”[4].
Rasulullah-shallallahu
alaihi wasallam- telah menjelaskan dengan begitu jelas dan gamblang dalam
banyak hadits-hadits shahih mengenai ciri-ciri dan tanda-tanda Dajjal ini,
namun dalam khutbah singkat ini kami hanya akan membawakan tentang sekelumit
fitnah-fitnah luar biasa yang dibawa oleh Dajjal dan cara berlindung darinya.
Di
antara fitnah yang dibawa oleh Dajjal:
1. Menyuruh syaithan merubah bentuknya seperti
ibu bapak seseorang
عن
أبي أمامة الباهلي -رضي الله عنه- قال النبي -صلى الله عليه وسلم- عن الدجال:
وَإِنَّ مِنْ فِتْنَتِهِ أَنْ يَقُولَ لأَعْرَابِيٍّ أَرَأَيْتَ إِنْ بَعَثْتُ
لَكَ أَبَاكَ وَأُمَّكَ أَتَشْهَدُ أَنِّي رَبُّكَ؟ فَيَقُولُ: نَعَمْ.
فَيَتَمَثَّلُ لَهُ شَيْطَانَانِ فِي صُورَةِ أَبِيهِ وَأُمِّهِ فَيَقُولانِ يَا
بُنَيَّ اتَّبِعْهُ فَإِنَّهُ رَبُّكَ .
Dari Abu Umamah al-Bahili -radhiallahu ‘anhu-:
“Nabi -shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda tentang Dajjal : “Di
antara fitnah yang dilakukan Dajjal adalah ketika dia berkata kepada seorang
arab badui :’Apa pendapatmu jika aku bangkitkan bapak dan ibumu, apakah kamu
akan percaya bahwa aku adalah tuhanmu?’, maka dia berkata: “Ya (saya akan
percaya)”, maka dua syaithan menampakkan diri dalam bentuk bapak dan ibu
seorang badui tadi lalu keduanya berkata: “Wahai anakku ikutilah dia,
sesungguhnya dia adalah tuhanmu”[5].
2. Membunuh seseorang kemudian menghidupkannya
kembali dengan izin Allah.
عن
أبي سعيد الخدري -رضي الله عنه- أن هذا الرجل الذي يقتله الدجال من خيار الناس أو
خير الناس, يخرج إلى الدجال من مدينة رسول الله صلى الله عليه وسلم فيقول للدجال
:" أَشْهَدُ أَنَّكَ الدَّجَّالُ الَّذِي حَدَّثَنَا رَسُولُ اللَّهِ -صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- حَدِيثَهُ. فَيَقُولُ الدَّجَّالُ: أَرَأَيْتُمْ إِنْ
قَتَلْتُ هَذَا ثُمَّ أَحْيَيْتُهُ هَلْ تَشُكُّونَ فِي الأَمْرِ؟ فَيَقُولُونَ
لا, فَيَقْتُلُهُ ثُمَّ يُحْيِيهِ, فَيَقُولُ: وَاللَّهِ مَا كُنْتُ فِيكَ أَشَدَّ
بَصِيرَةً مِنِّي الْيَوْمَ ، فَيُرِيدُ الدَّجَّالُ أَنْ يَقْتُلَهُ فَلا
يُسَلَّطُ عَلَيْهِ.
“Dari Abu Sa’id al-Khudri -radhiallahu anhu- diriwayatkan
bahwa: Pemuda yang dibunnuh oleh Dajjal itu adalah salah seorang manusia terbaik, dia keluar dari Madinah menuju Dajjal, kemudian dia berkata kepada
Dajjal: “Aku bersaksi bahwa engkau adalah Dajjal yang Rasulullah –shallallahu
‘alaihi wasallam- kabarkan kepada kami tentangnya”, kemudian Dajjal berkata
(kepada pengikutnya): “apa pendapat kalian apabila aku bunuh pemuda ini kemudian
aku hidupkan dia kembali, apakah kalian meragukan ketuhananku?”, maka mereka
berkata: “Tidak”, maka dia pun membunuhnya kemudian menghidupkannya kembali,
kemudian pemuda itu berkata: “Sungguh, hari ini
aku bertambah yakin tentang kamu (bahwa kamu memang benar dajjal)”, lalu
Dajjal hendak membunuhnya lagi namun tidak mempan lagi”[6].
3. Memerintahkan langit untuk menurunkan hujan
lalu turunlah hujan.
Dari An-Nawwas bin Sam’an -radhiallahu ‘anhu-:
Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- berkata:
...فَيَأْتِي عَلَى الْقَوْمِ فَيَدْعُوْهُمْ فَيُؤْمِنُوْنَ بِهِ
وَيَسْتَجِيْبُوْنَ لَهُ فَيَأْمُرُ السَّمَاءَ فَتُمْطِرُ وَاْلأَرْضَ فَتُنْبِتُ...
“…Dia datang kepada satu kaum mendakwahi
mereka. Merekapun beriman kepadanya, menerima dakwahnya. Maka Dajjal memerintahkan
langit untuk hujan dan memerintahkan bumi untuk menumbuhkan tanaman, maka
turunlah hujan dan tumbuhlah tanaman….”[7].
Adapun kaum yang tidak beriman dan tidak
menerima ajakan Dajjal, tidak ada sedikit harta pun tersisa pada mereka.
ثم يأتي القوم فيدعوهم
فيردون عليه قوله, فينصرف عنهم فيصبحون ممحلين ليس بأيديهم شيئ من أموالهم.
“…Lalu dia mendatangi suatu kaum, lantas mengajak mereka namun
mereka menolak ajakan Dajjal, maka ketika Dajjal telah pergi, tiba-tiba mereka
tertimpa kesulitan, harta benda mereka musnah semuanya…”[8].
4. Bersamanya ada surga
dan nerakanya.
Dari Hudzaifah -radhiallahu anhu-,
Rasulullah -shallallahu alaihi wa sallam- berkata:
الدَّجَّالُ
أَعْوَرُ الْعَيْنِ الْيُسْرَى جُفَالُ الشَّعْرِ مَعَهُ جَنَّةٌ وَنَارٌ
فَنَارُهُ جَنَّةٌ وَجَنَّتُهُ نَارٌ
“Dajjal cacat matanya yang
kiri, keriting rambutnya, bersamanya surga dan neraka. Nerakanya adalah surga
dan surganya adalah neraka”[9].
5. Akan diikuti oleh harta benda yang banyak.
Dalam hadits An-Nawwas bin Sam’an -radhiallahu anhu - disebutkan,
Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- berkata:
...وَيَمُرُّ بِالْخَرِبَةِ فَيَقُوْلُ لَهَا: أَخْرِجِي
كُنُوْزَكِ. فَتَتْبَعُهُ كُنُوْزُهَا كَيَعَاسِيْبِ النَّحْلِ...
“…Dia mendatangi
reruntuhan dan berkata: “Keluarkanlah perbendaharaan
harta bendamu.’ Maka keluarlah harta benda (yang begitu banyak) mengikuti Dajjal
seperti sekelompok lebah”[10].
6. Bersamanya sungai, air, api dan gunung roti
Di tengah suasana krisis dan
kesulitan makanan dan air yang menimpa
manusia ketika itu, Dajjal membawa gunungan roti dan air.
Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam-
bersabda:
وَإِنَّهُ
مَعَهُ جَنَّةٌ وَنَارٌ وَنَهْرٌ وَمَاءٌ وَجَبَلُ خُبْزٍ وَإِنَّ جَنَّتَهُ نَارٌ
وَنَارَهُ جَنَّةٌ
“…Sesungguhnya bersama dia ada surga dan
nerakanya, sungai dan air, serta gunung roti. Sesungguhnya surganya Dajjal
adalah neraka dan nerakanya Dajjal adalah surga”[11].
Dari ‘Uqbah bin ‘Amr -radhiallahu ‘anhu-,
dia berkata: Aku mendengar Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam-
berkata tentang Dajjal:
إنَّ الدَّجَّالَ
يَخْرُجُ وَإِنَّ مَعَهُ مَاءً وَنَارًا فَأَمَّا الَّذِي يَرَاهُ النَّاسُ مَاءً
فَنَارٌ تُحْرِقُ وَأَمَّا الَّذِي يَرَاهُ النَّاسُ نَارًا فَمَاءٌ بَارِدٌ
عَذْبٌ، فَمَنْ أَدْرَكَ ذَلِكَ مِنْكُمْ فَلْيَقَعْ فِي الَّذِي يَرَاهُ نَارًا
فَإِنَّهُ مَاءٌ عَذْبٌ طَيِّبٌ
“Sungguh Dajjal akan keluar dan bersamanya ada
air dan api. Apa yang dilihat manusia air sebenarnya adalah api yang membakar.
Apa yang dilihat manusia api sesungguhnya adalah air minum dingin yang segar.
Barangsiapa di antara kalian yang mendapatinya hendaknya memilih yang
dilihatnya api, karena itu adalah air segar nan enak”[12].
Jika seorang mukmin telah mengetahui dan
beriman akan keluarnya Dajjal dengan membawa fitnah yang demikian dahsyat,
hendaknya ia mengamalkan beberapa sebab untuk menjaga dirinya dari Dajjal dan
fitnahnya. Di antara amalan tersebut:
1. Minta perlindungan kepada Allah -subhanahu
wa ta’ala- dari kejelekan fitnahnya, memperbanyak minta perlindungan
darinya terutama setelah tasyahud akhir.
Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam-
berkata:
إِذَا
تَشَهَّدَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْتَعِذْ بِاللهِ مِنْ أَرْبَعٍ يَقُوْلُ: اللَّهُمَّ
إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ
فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ
“Jika salah seorang kalian selesai dari
tasyahud akhir mintalah perlindungan dari empat perkara: ‘Ya Allah, aku
berlindung kepadamu dari adzab jahannam, dari adzab kubur, dari fitnah waktu
hidup dan waktu mati, dan dari kejahatan fitnah Dajjal”[13].
2. Menghafal sepuluh ayat pertama dari surat al-Kahfi.
Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam-
berkata:
مَنْ
حَفِظَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُوْرَةِ الْكَهْف عُصِمَ مِنْ الدَّجَّالِ
“Barangsiapa menghafal sepuluh ayat pertama
dari surat Al-Kahfi, akan terjaga dari fitnah Dajjal”[14].
فمن
أدركه منكم فليقرأ عليه فواتح سورة الكهف
3. Menjauhinya dan tidak mendatanginya
Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam-
bersabda:
مَنْ
سَمِعَ بِالدَّجَّالِ فَلْيَنْأَ مِنْهُ فَإِنَّ الرَّجُلَ يَأْتِيْهِ وَهُوَ
يَحْسِبُ أَنَّهُ مُؤْمِنٌ فَلاَ يَزَالُ بِهِ لِمَا مَعَهُ مِنْ الشُّبَهِ حَتَّى
يَتَّبِعَهُ
“Barangsiapa mendengar (keluarnya) Dajjal
hendaknya menjauh darinya. Demi Allah, sungguh ada seorang yang mendatanginya
merasa dirinya beriman tapi kemudian mengikuti Dajjal dikarenakan
syubhat-syubhat yang dilontarkan Dajjal”[16].
4. Berdomisili di Makkah dan Madinah
Karena keduanya adalah negeri yang aman tak
bisa dimasuki Dajjal. Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam-
bersabda menceritakan perkataan Dajjal dalam hadits Jassasah dalam
Shahih Muslim:
...فلا أدع قرية إلا هبطتها في أربعين ليلة غير مكة وطيبة, فهما
محرمتان علي, كلتاهما كلما أردت أن أدخل واحدة أو واحدا منها استقبلني ملك بيده
السيف صلتا يسدني عنها...
“…Tidak ada satu negeri melainkan aku akan mendatanginya dalam
40 malam selain Makkah dan Madinah, karena keduanya diharamkan kepadaku, setiap
kali aku ingin memasuki salah satunya, aku selalu disambut oleh seorang
mala’ikat yang membawa pedang terhunus untuk menghalangiku dari memasukinya…”[17].
Khutbah
di Masjid A’isyah Lawata Mataram
7-Jumada
al-Ula-1435 H
Diupload
di www.abuzaidAZ.blogspot.com
[1]
HR.Muslim no.186.
[2]
HR.al-Bukhari dari Sahl (10/347, Fathul Baari)
[3]
Rasulullah-shallallahu alaihi wasallam-bersabda:
بادروا
بالأعمال ستا: طلوع الشمس من مغربها, أو الدخان, أو الدابة, أو خاصة أحدكم أو أمر
العامة
“Segeralah kalian melakukan amal shalih sebelum datang enam
perkara: terbitnya matahari dari sebelah barat, keluarnya asap, keluarnya
binatang melata, atau urusan kalian sendiri, atau urusan umumnya manusia
(kematian)”.(HR.Muslim no.2947).
[4]
HR.Muslim no.2933.
[5]
HR.Ibnu Majah no.4067, dishahihkan al-Albani dalam Shahih al-Jami’
no.7752.
[6]
HR.al-Bukhari no.6599.
[7]
HR.Muslim no.2937.
[8]
Idem
[9]
HR.Muslim no.2394.
[10]
HR.Muslim no.2937
[11]
HR.Ahmad, Syaikh al-Albani berkata:”Sanadnya shahih”, lihat kitab “Qisshatul
Masiih ad-Dajjal” oleh beliau.
[12]
HR.Muslim no.2935.
[13]
HR.al-Bukhari no.789, Muslim no.924
[14]
HR.Muslim no.1342
[15]
HR.Muslim no.5228
[16]
HR.Ahmad
[17]
HR.Muslim no.2942
0 Response to "FITNAH-FITNAH YANG DIBAWA DAJJAL"
Posting Komentar
Pertanyaan dan komentar, akan kami balas secepatnya-insyaallah-.