Allah Maha Menerima Taubat

taubat nasuha adalah
Rasulullah-shallallahu alaihi wasallam-bersabda:


اَلتَّائِبُ مِنَ الذَّنْبِ كَمَنْ لاَ ذَنْبَ لَهُ


“Seorang yang taubat dari dosa (yang telah ia lakukan) laksana orang yang tidak pernah melakukan dosa itu”.
Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Majah no.4250, at-Thabrani dalam “al-Mu’jamul Kabiir” no.10281, dihasankan oleh Syaikh al-Albani dalam “Shahih al-Jaami’” no.3008, dishahihkan oleh Syaikh Bin Baaz dalam Majmu’ Fatawa beliau :10/314.



Makna Hadits
   Bahwasanya seorang hamba apabila melakukan perbuatan dosa, lalu dia bertaubat dengan taubat yang nasuha (taubat yang sebenar-benarnya), lalu dia serta merta berhenti dari dosa itu, menyesali perbuatannya, beristigfar, dan bertekad untuk tidak mengulanginya lagi maka Allah akan menerima taubatnya. Dan Allah akan memperlakukannya seperti orang yang seorang yang sama sekali tidak pernah melakukan dosa itu, bahkan dosa akan digantikan pahala dan menjadikannya termasuk orang-orang yang bertakwa, Allah-ta’ala-berfirman-:


 قُلْ يَاعِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ 


“Wahai hamba-hambaku yang berlebih-lebihan pada diri mereka, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah, seseungguhnya Allah mengampuni segala macam dosa, seseungguhnya Dia maha mengampuni lagi maha penyayang”.(az-Zumar:53).
Ibnul Qayyim-rahimahullah-mengomentari ayat tadi dengan mengatakan:”Tidak ada satupun dosa yang keluar dari ayat ini, akan tetapi tentu saja ini berlaku bagi mereka yang benar-benar bertaubat”[1].
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah-rahimahullah-mengatakan:


التائب من الذنب كمن لا ذنب له ، وإذا زال الذنب زالت عقوباته وموجباته


“Orang yang bertaubat dari suatu dosa (yang telah ia lakukan)
maka sama seperti orang yang tidak pernah melakukan perbuatan dosa itu, apabila dosa telah dihapuskan maka hukuman dan siksaan akaibat dosa itupun hilang”[2].
Beliau juga mengatakan:


 فَكُلُّ مَنْ تَابَ فَلَهُ فَرَجٌ فِي شَرْعِهِ ؛ بِخِلَافِ شَرْعِ مَنْ قَبْلَنَا فَإِنَّ التَّائِبَ مِنْهُمْ كَانَ يُعَاقَبُ بِعُقُوبَاتِ: كَقَتْلِ أَنْفُسِهِمْ وَغَيْرِ ذَلِكَ


“Setiap orang yang bertaubat akan diberi keluasan pada syari’at Allah ini, berbeda dengan syari’at sebelum kita ; maka orang yang bertaubat akan terlebih dahulu dihukum (sebelum taubatnya diterima): seperti hukuman berupa perintah untuk membunuh diri mereka dan lain-lain”[3].
Ibnul Qayyim-rahimahullah-mengatakan:”Allah-subahanahu wa ta’ala-menjadikan orang yang bertaubat dari suatu dosa seperti orang yang tidak pernah melakukan dosa itu, maka barangsiapa yang bertemu dengan Allah dalam keadaan telah bertaubat dengan taubat nasuha maka Allah tidak akan mengazabnya disebabkan dosa yang dia telah bertaubat darinya, begitu pula yang berlaku pada hukum dunia, apabila seseorang bertaubat dengan taubat nasuha sebelum perbuatannya itu diangkat (dilaporkan) kepada penguasa (hakim) maka had (hukuman) digugurkan darinya menurut salah satu dari dua pendapat terkuat para ulama, namun apabila telah diangkat kepada imam maka taubatnya tidak akan menyebabkan hukuman itu akan gugur darinya, supaya tidak dijadikan alasan untuk membatalkan had (hukum) Allah”[4].
Al-Qaari-rahimahullah-mengatakan:”Ketahuilah bahwasanya apabila seseorang bertaubat dan terpenuhi syarat-syarat (diterimanya taubat), maka tidak diragukan lagi akan diterimanya taubat itu dan tercapainya magfirah (ampunan) dari Allah, karena Allah-ta’ala-sendiri yang berfirman:


وَهُوَ الَّذِي يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ


“Dialah Allah yang menerima taubat para hamba-Nya”.(as-Syura:25). Dan Allah tidak mungkin mengingkari janji-Nya”[5].


[1] Al-Jawaabul Kaafi : 53.
[2] Syarhul Umdah: 4/39.
[3] Majmu Fatawa : 35/33.
[4] I’lamul Muwaqqi’in : 3/115.
[5] Mirqaatul Mafaatiih : 4/1637.

0 Response to "Allah Maha Menerima Taubat"

Posting Komentar

Pertanyaan dan komentar, akan kami balas secepatnya-insyaallah-.