Semakin
kita menguak dalam-dalam hakekat syi’ah maka semakin kita menyadari bahwa syi’ah
adalah kelompok sempalan berbahaya yang berpotensi besar merusak ummat Islam, inipun-alhamdulillah-telah
disadari oleh sebagian besar kaum muslimin, hal inipun diakui oleh tokoh
terkemuka syi’ah negeri ini Jalaludin Rahmat, dia mengungkapkan alasannya
bergabung PDI-P dalam pileg beberapa minggu yang lalu, dia mengatakan:”(Saya
gabung PDI-P) karena tidak akan ada satu partai Islam yang menerima saya, kedua
PDI-P itu satu satunya partai yang punya ideologi yang cocok dengan ideologi
saya.”[1]
Seabrek
penyimpangan syi’ah sudah semakin disadari oleh ummat Islam, mulai dari
keyakinan akan kepalsuan al-Qur’an yang dipegang ummat Islam saat ini,
pengkafiran sebagian besar para sahabat Rasulullah-shallallahu alahi
wasallam-dan segudang penyimpangan-penyimpangan serta kesesatan lainnya[2].
Keajaiban Syi’ah
Berikut adalah beberapa
kutipan perkataan para ulama terkemuka syi’ah yang mencerminkan kebobrokan
aqidah dan akal mereka, kutipan-kutipan ini termaktub dalam kitab-kitab induk
mereka sampai hari ini:
Abu Hasan al-Madhi
berkata:”Bahwa aurat itu hanya ada dua, yaitu lubang depan dan lubang belakang,
lubang belakang sudah ditutupi oleh pantat, apabila kamu telah menutup keduanya
maka kamu telah menutup aurat, karena selain itu bukanlah tempat najis, maka
bukan aurat, seperti betis.”(al-Kaafi :6/51, Tahdzibul Ahkam :
1/374, Wasa’ilus Syi’ah : 1/365, Munthat Thalab : 4/269, al-Khilaf
oleh ath-Thusi : 1/396).
Kotoran dan air kencing
para imam syi’ah bukan sesuatu yang menjijikkan, bahkan keduanya bagaikan misik
(minyak wangi) yang semerbak baunya, barangsiapa yang meminum kencing, darah
dan kotoran mereka, maka dia haram masuk neraka dan wajib masuk surga.(Lihat: Anwaarul
Wilayaat Liayaatillah oleh Mulla Zaenal Abidinn al-Kalba Yakani hlm.440
cet.thn:1419).
Abu
Ja’far berkata:”Ciri-ciri imam kami ada 10, di antaranya….Bau kentut dan
kotorannya bagaikan bau misik (minyak wangi yang paling harum.”(al-Kaafi
: 1/319, Kitabul Hujjah bab “Maulidul A’immah”).
Diriwayatkan
oleh ath-Thusi tentang bolehnya meminjamkan istri kepada saudara dan teman dari
Muhammad bin Abu Ja’far berkata:”Dihalalkan bagi saudaranya kemaluan
istri-istrinya.” Ia berkata:”Boleh-boleh saja, boleh bagi temannya seperti
boleh bagi suami terhadap istri sendiri.”(Kitab al-Istibshor : 3/136).
Tokoh
syi’ah masa kini al-Khumaini berkata:”Semua bentuk menikmati, seperti meraba
dengan penuh syahwat, memeluk, dan adu paha boleh walaupun dengan bayi yang
menyusui.”(Tahrirul Wasilah : 2/216).
0 Response to "Syi'ah Makin Terkuak"
Posting Komentar
Pertanyaan dan komentar, akan kami balas secepatnya-insyaallah-.