Apa hukum
puasa seseorang yang menghayal atau berfikir tentang jimak lalu dia Inzal
(keluar mani)? Apakah puasanya batal?
Jawaban
Syaikh Bin Baaz-rahimahullah-:
من
فكّر فأنزل, أو احتلم فأنزل لم يفسد صومه, وعليه غسل الجنابة, لقول النبي صلى الله
عليه وسلم لما سألته أم سليم: هل على المرأة من غسل إذا هي احتلمت؟ قال: نعم إذا
رأت الماء.
وهكذا
الرجل في الحكم. ولقوله عليه الصلاة والسلام: الماء من الماء. أما الصوم فصحيح, لأن
الاحتلام ليس باختياره, وهكذا التفكير مما عفا الله عنه لقول النبي صلى الله عليه
وسلم: إن الله تجاوز عن أمتي الخطأ ما حدّثت به أنفسها ما لم تتكلّم أو تعمل... . وهذا
كلّه لطف من الله.
“Barangsiapa yang memikirkan (tentang
jimak)/menghayal atau dia bermimpi basah dan keluar mani, maka puasanya tidakbatal, namun dia tetap wajib mandi janabah, berdasarkan sabda Nabi-shallallahu
alaihi wasallam-ketika ditanya oleh Ummu Sulaim:
هل
على المرأة من غسل إذا هي احتلمت؟ قال: نعم إذا رأت الماء.
“Apakah perempuan wajib mandi (janabah) jika
ia mimpi basah? Beliau menjawab:”Ya, jika ia melihat air (keluar mani).”
Begitu
juga halnya laki-laki (tidak ada perbedaan), hal ini juga berdasarkan sabda
Nabi-shallallahu alaihi wasallam-:
الماء
من الماء
“Air
itu (mandi junub diwajibkan bila melihat) air (keluarnya air mani).” Adapun puasanya
maka tetap sah, karena mimpi basah termasuk hal yang datang sendiri/diluar
kendali seseorang, begitu juga berfikir/menghayal termasuk di antara yang
dimaafkan oleh Allah-ta’ala-berdasarkan sabda Rasulullah-shallallahu alaihi
wasallam-:
إن
الله تجاوز عن أمتي الخطأ ما حدّثت به أنفسها ما لم تتكلّم أو تعمل
“Sesungguhnya
Allah memaafkan dari ummatku sesuatu yang dilakukan karena tidak sengaja dan
sesuatu yang terlintas dalam hati/fikiran selama dia tidak mengucapnya atau
disertai dengan tindakan.”
Dan ini
termasuk bentuk kasih sayang Allah atas hambanya. (Majmu Fatawa Bin Baaz
: 1/243).
Jawaban
Syaikh al-Utsaimin-rahimahullah-:
إذا فكر الإنسان في الجماع, وهو
صائم, وأنزل بدون أن يحصل منه أي حركة, بل مجرد تفكير فإنه لا يفسد صومه بذلك، لا في رمضان, ولا
في غيره, لأن التفكير في القلب وهو
حديث نفس, وقد قال النبي-
صلى الله عليه وسلم-: إن الله
تجاوز عن أمتي ما حدثت به أنفسها ما لم تعمل, أو تتكلم. أما إن كان منه
حركة كعبث في مناطق الشهوة, وتقبيل
زوجته حتى ينزل فإن صومه يفسد بذلك.
“Apabila
seseorang berfikir tentang jimak, sedangkan dia sedang berpuasa, lalu dia inzal
(keluar air mani) tanpa ada gerakan (perbuatan), hanya fikiran/hayalan saja,
maka puasanya tidak batal dengan sebab hal seperti itu, baik puasa yang dia lakukan
puasa Ramadhan atau puasa lainnya. Karena berfikir/hayalan adanya di dalam
hati, termasuk hal yang melintas dalam hati (yang tidak berpengaruh apa-apa),
dan Nabi-shallallahu alaihi wasallam-bersabda:
إن الله تجاوز عن أمتي ما حدثت به أنفسها ما لم
تعمل, أو تتكلم.
“Sesungguhnya Allah memaafkan dari ummatku
sesuatu yang dilakukan karena tidak sengaja dan sesuatu yang terlintas dalam
hati/fikiran selama dia tidak disertai dengan tindakan atau mengucapkannya.”
Adapun
jika disertai tindakan seperti mengelus-elus tempat syahwat (misalnya:
kemaluan) atau dengan mencium istrinya lalu dia keluar air mani, maka puasanya
batal. (Rasa’il Syaikh Muhammad al-Utsaimin , Kitab “Mufsidat
as-Shiam, jilid: 9).
4 Responses to "Menghayal Lalu Keluar Mani, Batalkah Puasanya?"
Sama kah jika tidur trus bayangin hal negativ?
Kalo Misalnya Lagi Tidur tapi masih dalam keadaan sadar atau belom tidur dan kita tidurnya tidak memakai busana tapi tetep nutup aurat dengan kain secara refleks kan kemaluan kita memuncak waktu seperti Trus Kita Berfikir Yg seperti itu terus mani kita keluar,tapi tidak sengaja karena kita tidak mengendalikan pikiran kitanya apakah itu membatalkan puasa?
Jadi menghayal dengan sengaja apkah batal puasany, misal ah saya mau menghayal ap yg sy buat sama istri sy tdi mlm sementara ia puasa apkah itu berpengaruh dlm puasa
@Restu Ahmad, keluarnya mani karena hayalan yang datang begitu saja tidak membatalkan puasa namun wajib mandi janabah sebagaimana dalam fatwa di atas. Allahu a'lam.
@Unknown, para ulama membedakan antara sengaja menghayal agar maninya keluar dan merasakan kelezatan dengan seorang yang secara refleks terbersit hayalan tentang hal yang menaikkan syahwat lalu maninya keluar.
Untuk yang pertama maka jumhur ulama menyebutkan kemungkinan puasanya batal karena jika keadaannya demikian maka tak ada bedanya dengan seorang yang sengaja memandang / menyaksikan wanita atau hal yang membangkitkan syahwat secara terus menerus lalu maninya keluar yang menurut jumhur ulama ini membatalkan puasa, dalam al-Mausu'ah al-Fiqhiyyah : "Yang lebih shahih dalam mazhab syafi'iyyah adalah apabila setiap ia melihat (hal yang membangkitkan syahwat) maninya keluar atau ia memandang secara terus menerus lalu maninya keluar maka puasanya batal. Ulama mazhab maliki dan hambali berpendapat bahwa memandang / menyaksikan perkara yang membangkitkan syahwat secara terus menerus lalu membuat maninya keluar ini membatalkan puasa, karena maninya saat itu keluar dengan sesuatu yang membuatnya merasakan kelezatan dan bisa dihindari." Allohu a'lam.
Posting Komentar
Pertanyaan dan komentar, akan kami balas secepatnya-insyaallah-.