Lafadz-lafadz Istigfar


Lafadz-lafadz Istigfar
Istigfar bermakna permintaan ampunan kepada Allah-azza wa jalla-, istigfar ini mempunyai keutamaan-keutamaan serta fadhilah-fadhilah yang begitu banyak yang selayaknya membuat setiap muslim semakin bersemangat untuk melakukannya.


Istigfar Rasulullah-shallallahu alaihi wasallam-
Rasulullah-shallallahu alaihi wasallam-sendiri sebagai makhluk paling mulia di atas dunia ini, orang yang telah diampuni seluruh dosanya baik yang telah lewat maupun yang akan datang mengatakan:

وَاللَّهِ إِنِّى لأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ فِى الْيَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِينَ مَرَّةً

Demi Allah, sungguh aku ini minta ampun (istigfar) kepada Allah lebih dari 70 kali dalam sehari.”(HR.Bukhari no.6307).
Bahkan dalam riwayat Ibnu Umar, dia berkata:

كنا نعد لرسول الله –صلى الله عليه وسلم-في المجلس الواحد مائة مرة : رب اغفر لي وتب علي, إنك أنت التواب الرحيم

“Dahulu kami menghitung (istigfarnya) Nabi-shallallahu alahi wasallam-dalam satu majlis (ternyata) sebanyak 100 kali, (beliau mengucap):”Rabbigfirli wa tub alayya, innka antat Tawwabur Rahiim”(Ya Rabbku, ampunilah aku dan terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau maha menerima taubat lagi maha penyayang.”(HR.Abu Dawud no.1516, Ibnu Majah no.3814, at-Tirmidzi no.3434 an-Nasa’i dalam “al-Qubra” no.10292, at-Tirmidzi berkata:”riwayat ini hasan shahih.”)


Lafadz-lafadz Istigfar
Dalam mengamalkan istigfar ini hendaknya seorang muslim memperhatikan lafadz-lafadz yang diajarkan oleh baginda Rasulullah-shallallahu alaihi wasallam-karena tentunya lafadz yang diajarkan Rasulullah jauh lebih mulia dan agung dari pada lafadz-lafadz yang digubah atau ditambah-tambah sendiri oleh manusia, berikut beberapa di antara lafzdz istigfar yang ditunjukkan oleh hadits-hadits shahih:
o   Dengan mengucap Astagfirullah أستغفر الله
Berdasarkan riwayat Imam Muslim:

عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ: “كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا انْصَرَفَ مِنْ صَلَاتِهِ اسْتَغْفَرَ ثَلَاثًا وَقَالَ اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ تَبَارَكْتَ ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ”. قَالَ الْوَلِيدُ فَقُلْتُ لِلْأَوْزَاعِيِّ كَيْفَ الْاسْتِغْفَارُ قَالَ: تَقُولُ: أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ, أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ.

“Dari Tsauban dia berkata:”Rasulullah-shallallahu alaihi wasallam-apabila beliau selesai shalat, maka beliau beristigfar 3 kali, lalu beliau mengucap:”Allahumma antas salaam wa minkas salaam tabarakta ya dzal jalali wal ikraam”, lalu al-Waliid berkata: “Aku bertanya kepada al-Auza’i: “Bagaimana cara kita istigfar? Dia lantas menjawab:” Hendaknya kamu mengucapkan:”Astagfirullah, astagfirullah.”(HR.Muslim).
o   Dengan mengucap “Astagfirullahal adzim alladzi la ilaaha illa huwal hayyul qayyum wa atuubu ilaihأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الْعَظِيمَ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيَّ الْقَيُّومَ وَأَتُوبُ إِلَيْه
Berdasarkan riwayat Imam at-Tirmidzi:

مَنْ قَالَ أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الْعَظِيمَ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيَّ الْقَيُّومَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ غُفِرَ لَهُ وَإِنْ كَانَ فَرَّ مِنْ الزَّحْفِ

“Barangsiapa yang mengucap “Astagfirullahal adziim alladzi laa ilaaha illa huwal hayyul qayyuum wa atuubu ilaih” (Aku meminta ampun kepada Allah yang maha agung yang tiada ilah yang berhak disembah kecuali Dia yang maha hidup dan maha mengatur dan aku bertaubat kepada-Nya), maka Allah akan mengampuni (dosanya) walaupun dia lari dari medan perang.”(HR.at-Tirmidzi dishahihkan oleh al-Albani).
o   Dengan mengucapkan “Sayyidul Istigfar” (penghulu lafadz istigfar) yaitu:
“Allahumma anta robbi la ilaha illa anta khalaqtani wa ana abduka wa ana ala ahdika wa wa’dika mastatho’tu. A’udzubika min syarri ma shana’tu, abu’u laka bini’matika alayya, wa abu’u bi dzanbi, faghfirli fa innahu la yaghfirudz dzunuuba illa anta”.

 اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْت.

Hal ini berdasarkan riwayat al-Imam al-Bukhari:


عَنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: “سَيِّدُ الِاسْتِغْفَارِ: “اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أعوذ بك من شر ما صنعت أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ". إذا قال حين يمسي فمات دخل الجنة أو كان من أهل الجنة وإذا قال حين يصبح فمات من يومه مثله.

“Dari Syaddad bin Aus dari Nabi-shallallahu alaihi wasallam-beliau bersabda:”Sayyidul Istigfar adalah: “Allahumma anta robbi la ilaha illa anta khalaqtani wa ana abduka wa ana ala ahdika wa wa’dika mastatho’tu. A’udzubika min syarri ma shana’tu, abu’u laka bini’matika alayya, wa abu’u bi dzanbi, faghfirli fa innahu la yaghfirudz dzunuuba illa anta”. (Ya Allah, Engkaulah Rabbku itdak ada yang berhak disembang melainkan diriMu. Engkau telah menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu dan aku akan setia di atas perjanjianku dengan-Mu semampuku. Aku mengakui nikmat-Mu untukku dan aku mengkaui dosaku. Maka ampunilah diriku, sesungguhnya tidak ada yang mengampuni dosa melainkan diri-Mu. Aku memohon perlindungan dari-Mu dari keburukan perbuatanku), apabila do’a ini di ucap di sore hari lalu (orang yang mengucapnya) meninggal maka dia masuk surga atau termasuk penduduk surga, apabila diucap di waktu pagi maka (lalu orang yang mengucapnya) meninggal hari itu maka dia masuk surga.”(HR.al-Bukhari).

1 Response to "Lafadz-lafadz Istigfar"

Aneka Pendidikan mengatakan...

Syukron... Atas berbagi ilmunya, lafal istighfar saya hanya dengar.. Terkadang salah dengar.. Sehingga saya takut salah dengar sehingga salah huruf dan berakibat berubahnya arti.. Terimakasih sekali atas ilmunya

Posting Komentar

Pertanyaan dan komentar, akan kami balas secepatnya-insyaallah-.