Di
antara tabi’at dunia adalah berdatangannya cobaan dan ujian bagi penghuninya,
bahkan cobaan serta ujian itu merupakan sunnatullah dalam kehidupan yang fana
ini, manusia akan diuji dengan berbagai hal, dengan hal-hal yang ia sukai
maupun hal-hal yang ia benci:
ونبلوكم بالشر والخير فتنة
“Kami Aakan mengujimu dengan kesusahan dan
kebaikan sebagai cobaan.”(QS:al-Anbiya’:35).
Mengenai
ayat yang mulia ini, Ibnu Abbas-radiallahu anhuma-berkata:
“Maksudnya:
kami menguji kalian dengan kesulitan dan kesenangan, kesehatan dan sakit,
kekayaan dan kemiskinan, yang halal dan yang haram serta dengan petunjuk dan
kesesatan.”[1]
namun
terkadang cobaan yang berupa kesusahan dan kesulitan sering salah ditanggapi,
ditanggapi dengan gerutuan dan keluhan, tidakkah kita menengok bagaimana para
Nabi terdahulu bahkan orang-orang shalih justru merasa gembira jika telah
ditimpa ujian, hal ini karena mereka mengetahui bahwa dibalik ujian dan cobaan
itu ada nikmat yang akan datang beberapa saat setelah itu.
Sungguh
bagi orang yang bertakwa, tertimpa ujian dan cobaan tidak ada bedanya dengan
mendapatkan nikmat dan kesenangan, Rasulullah-shallallahu alaihi wasallam-
suatu saat pernah menyebutkan bahwasanya cobaan juga dialami oleh para Nabi
serta orang-orang shalih antara lain berupa penyakit, kemiskinan dan lain
sebagainya, lantas setelah itu beliau bersabda:
...وإن كان أحدهم ليفرح بالبلاء كما يفرح أحدكم
بالرخاء
“…Dan sesungguhnya salah
seorang di antara mereka benar-benar gembira saat mendapat cobaan, sebagaimana
salah seorang di antara kalian gembira saat mendapat (berada dalam)
kebahagiaan.”[2]
0 Response to "Di Balik Ujian dan Cobaan"
Posting Komentar
Pertanyaan dan komentar, akan kami balas secepatnya-insyaallah-.