Cara Menghilangkan Kesedihan

Allah ta'ala menjadikan manusia untuk hidup dalam beberapa fase,fase  alam janin,alam dunia,alam barzakh serta alam akhirat yang kekal abadi.
Kehidupan manusia di alam dunia ini terkadang diselingi dengan musibah yang terkadang menyisakan kesedihan,kegundahan dan kesusahan.Musibah serta kesedihan yang menimpa manusia itu bisa jadi disebabkan oleh kejadian yang telah berlalu,kejadian di masa mendatang ataupun kejadian yang terjadi saat itu.
   Terkadang seseorang teringat akan perkara-perkara yang telah lewat atau kejadian di masa lampaunya lalu dia bersedih dan tertimpa kesusahan,terkadang seorang teringat akan masa depannya atau hal-hal yang mungkin terjadi di masa mendatang maka diapun tertimpa kesedihan dan kesusahan,dan terkadang kesedihan serta kesusahan itu disebabkan oleh musibah yang menimpanya saat itu.
Para ulama mengatakan:”Apabila rasa sedih yang menimpa manusia itu disebabkan oleh kejadian yang telah berlalu,maka itu dinamakan al-Huznu,apabila kesusahan itu disebabkan oleh kecemasan terhadap masa depan maka itu dinamakan dengan dengan istilah al-Hamm,dan apabila kesusahan dan kesedihan itu akibat musibah yang menimpanya saat itu maka dinamakan al-Ghamm”.
   Tiga macam kesedihan serta kesusahan tadi apabila telah sampai kehati membuat seseorang gundah,tidak tenang dan bahkan terkadang anda bisa melihat bekasnya di wajah orang yang tertimpa kesedihan itu,sesekali anda bertemu dengan teman anda lalu serta merta anda menyimpulkan bahwa teman anda itu ditimpa kesusahan karena anda bisa melihat pengaruh kesedihan itu dari raut  serta rona wajah teman anda itu.
   Dalam mengobati serta mengusir kesedihan ini manusia menempuh cara serta metode yang bermacam-macam,namun tidak ada obat yang lebih manjur dan mujarab selain dengan cara kembali kepada Allah serta mentauhidkan Allah-azza wa jalla-
Ketika kesedihan telah melanda,ketika badai kesusahan menerpa,ketika hempasan kesedihan itu begitu kuat maka tiada tempat kembali yang lebih baik kecuali dengan kembali kepada Allah kecuali dengan mentauhidkan serta mengingat kebesaran-Nya.
Rasulullah-shallallahu alaihi wasallam-mengajarkan kita banyak dzikir serta do’a yang hendaknya dibaca seorang muslim ketika tertimpa musibah dan kesedihan,namun sebagimana dikatakan oleh sebagian ulama:
إنَّ الْإِتْيَانَ بِالْأَذْكَارِ الْمَأْثُوْرَةِ وَالدَّعَوَاتِ الْمَشْرُوْعَةِ بِدُوْنِ عِلْمٍ بِالْمَعْنَى وَتَفَقُّهٍ فِي الدِّلَالَةِ ضَعِيْفُ التَّأْثِيْرِ,قَلِيْلُ اْلفَائِدَةِ
“Sesungguhnya mengamalkan dzikir-dzikir maupun do’a yang disyari’atkan tanpa memahami makna dan tunjukannya,pengaruhnya lemah dan manfa’atnya sedikit”
Oleh karena itu kita mendapi sebagian orang ada yang senantiasa mengamalkan dzikir tertentu tanpa memahami maknanya tidak merenungkan kandungannya maka pengaruh dzikir itupun lemah pada dirinya,oleh sebab itu dibutuhkan 3 perkara agar dzikir serta do’a yang kita ucapkan memberi pengaruh yang sempurna pada diri orang yang mengucapkannya:
Yang Pertama:Menghafalkan do’a itu
Yang Kedua:Memahami maknanya
Yang Ketiga:Mengamalkan serta mengucapkannya ketika ditimpa musibah
Di antara dzikir dan do’a yang diajarkan oleh Rasulullah apabila seseorang ditimpa kesedihan dan kesusahan adalah:
Sebagaimana dalam shahih Bukhari dan Muslim dari jalan Ibnu Abbas,bahwasanya Nabi-shallallahu alaii wasallam-mengucapkan do’a ini ketika tertimpa kesedihan dan kesusahan:
لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ الْعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ,لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ ربُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمُ,لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَ رَبُّ الْأَرْضِ وَرَبُّ الْعَرْشِ اْلكَرِيْمُ
“Tiada ilah yang berhak di sembah selain Allah yang maha agung dan pengampun,tiada ilah yang berhak disembah selain Allah Tuhan yang menguasai Arasy yang Maha Agung,tiada ilah yang berhak disembah selain Allah Tuhan yang menguasai langit dan bumi,Tuhan yang menguasai Arasy yang Maha Agung”
Ketika kita memperhatikan isi do’a ini kita akan menemukan bahwa sebagian besarnya bahkan semuanya isinya tentang mentauhidkan Allah-azza wa jalla-,oleh karena itu bisa disimpulkan dari hadits ini maupun dari hadits-hadits lainnya bahwasanya obat kesedihan serta kesusahan adalah mentauhidkan Allah,mensucikan serta mengagungkan Allah-azza wa jalla-.
Ketika kita mengucapkan    لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ         maka kita teringat bahwasanya manusia diciptakan untuk mentauhidkan Allah,diciptakan untuk merealisasikan kandungan makna             لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ      maka hatinya,waktunya serta kehidupannya akan selalu tersibukkan dengan kalimat tauhid ini,oleh karena itu seharusnyalah  merealisasikan kandungan kalimat tauhid ini menjadi pusat perhatian seorang hamba karena tidaklah manusia diciptakan kecuali untuk mewujudkan serta  merealisasikan isi kandungan maknanya:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَاْلِإنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُوْنَ
“Tidaklah aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku”
Maka seseorang yang mengakui bahwasanya makna kalimat tauhid                              “tiada ilah yang berhak disembah selain Allah”maka dia tidak akan meminta kecuali kepada Allah,tidak meminta pertolongan kecuali kepada Allah,tidak meminta perlindungan kecuali kepada Allah,tidak menggantungkan harapannya kecuali kepada Allah,tidak bertawakkal/menyerahkan semua urusannya kecuali hanya kepada Allah,dia tidak akan meminta obat kesedihan serta kesusahannya kecuali hanya kepada Allah.
Lalu ketika dia mengucapkan
لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ الْعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ
“Tiada ilah yang berhak di sembah selain Allah yang maha agung dan penyantun”
Dia teringat akan keagungan serta kebesaran Allah-azza wa jalla-serta kesempurnaan kekuatan dan kekuasaan-Nya
إِنَّ الْعِزَّةَ لِلهِ جَمِيْعًا
“Sesungguhnya kekuasaan itu seluruhnya hanya milik Allah”
إِنَّ رَبَّكَ هُوَ اْلقَوِيُّ الْعَزِيْزُ
“Sesungguhnya Rabbmud Dialah yang maha kuat lagi maha perkasa”
Dia juga teringat akan nama Allah al-Haliim yang Maha Penyantun yang mencurahkan segala nikmat kepada makhluk-Nya padahal mereka banyak berbuat maksiat dan kesalahan akan tetap menunda adzab-Nya kepada mereka supaya mereka segera bertaubat.
Kemudian hamba itu mengucapkan:
لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ ربُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمُ,لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَ رَبُّ الْأَرْضِ وَرَبُّ الْعَرْشِ اْلكَرِيْمُ
tiada ilah yang berhak disembah selain Allah Tuhan yang menguasai Arasy yang Maha Agung,tiada ilah yang berhak disembah selain Allah Tuhan yang menguasai langit dan bumi,Tuhan yang menguasai Arasy yang Maha Agung”
Maka dia teringat akan kebesaran makhluk Allah yaitu Arasy,langit dan bumi lalu dengan mengingat kebesaran makhluk-Nya dia teringat akan kebesaran sera keagungan penciptanya yaitu Allah-azza wa jalla-.
   Di antara do’a lain yang diajarkan oleh Nabi-shallallahu alaihi wasallam-ketika seseorang tertimpa kesusahan dan kesedihan dzikir atau do’a yang diucapkan oleh Dzun Nuun Nabi Yunus-alaihis salam-sebagimana diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzy dan dishahihkan oleh al-Albani,ketika Nabi Yunus-alaihis salam-ditelan dan berada didalam perut ikan dan diselimuti oleh tiga macam kegelapan,kegelapan perut di dalam  ikan,kegelapan di dalam dasar laut serta kegelapan malam,lalu beliau Nabi Yunus mengucapkan dengan penuh keimanan kepada Allah mengetahui bahwa hanya Allah yang bisa menghilangkan kesusahan dan kesedihan,beliau mengucapkan:
لَاإِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ
“Tiada ilah yang berhak disembah selain Engkau ya Allah,maha suci Engkau,sungguh aku termasuk orang-orang yang zhalim”
Setelah Nabi Yunus-alaihis salam-mengucapkan dan mengulang-ulang do’a ini maka ikan itupun dengan idzin Allah mengeluarkan Nabi Yunus.
Jika kita memperhatikan do’a ini maka kita akan menemukan bahwa isi kandungannya tidak terlepas dari mentauhidkan Allah-azza wajalla- serta mensucikannya.
*    Ketika seorang hamba mengucapkan     لَاإِلَهَ إِلَّا أَنْتَ          kembali dia berikrar bahwa tiada ilah yang berhak disembah kecuali Allah,tiada tempat bergantung kecuali kepada Allah,tiada yang bisa menghilangkan segala kesulitan,musibah kesedihan serta kesusahan kecuali Allah yang maha perkasa.
*    Lalu dia mengucapkan              سُبْحَانَكَ      yang mengandung makna pensucian Allah dari segala macam kekurangan dan aib Dialah Allah yang maha sempurna maha perkasa lagi maha kuat.
إِنَّ اللهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُوالْقُوَّةِ الْمَتِيْنِ
“Sesungguhnya Allah Dia-lah yang Maha Pemberi rizki yang mempunyai kekuatan lagi maha kokoh”.

Disarikan dari kutaib”Atsarul Adzkar asy-Syar’iyyah fi Thardil Hammi wal Ghammi” cet.I 1431 H
 oleh Syaikh DR.Abdur Razzak bin Abdul Muhsin Al-Badr

0 Response to "Cara Menghilangkan Kesedihan"

Posting Komentar

Pertanyaan dan komentar, akan kami balas secepatnya-insyaallah-.