Di antara hadits dha’if yang sering
terdengar dibaca oleh para khatib dan juru ceramah adalah hadits:
اِخْتِلاَفُ
أُمَّتِيْ رَحْمَةٌ
“Perselisihan ummatku adalah rahmat.”
Hadits
ini didha’ifkan oleh Syaikh al-Albany dalam Dha’iful Jaami’ (no.230), beliau
berkata tentang hadits ini:”Di antara pengaruh jelek hadits ini bahwa mayoritas
kaum muslimin menerima perselisihan sengit yang terjadi dalam tataran empat
madzhab, mereka sama sekali tidak mengembalikan perselisihan itu kepada al-Qur’an
dan Hadits yang shahih sebagaimana para imam empat itu perintahkan…Allah
berfirman:
وَلَوْ
كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللهِ لَوَجَدُوْا فِيْهِ اخْتِلاَفًا كَثِيْرًا
“Seandainya (al-Qur’an) berasal dari selain
Allah maka mereka akan menemukan perselisihan yang banyak.”
Ayat
di atas secara gambling menyatakan bahwa perselisihan bukan berasal dari Allah,
seandainya mereka menyimpulkan bahwa perselisihan itu adalah jelek sebagaimana
dikatakan oleh Ibnu Mas’ud dan ulama lainnya juga sebagaimana ditunjukkan oleh
dalil-dalil niscaya mereka akan berusaha mencari jalan untuk bersatu…akan
tetapi usaha ini tidak akan terwujud selama mereka memandang perselisihan itu
adalah rahmat…”(ad-Dha’ifah 1/76).
Ibnu
Hazm al-Andalusy mengatakan tentang riwayat ini:”Ini adalah ucapan paling jelek
yang pernah ada, karena seandainya perselisihan/perpecahan itu rahmat niscaya
persatuan itu adalah terlaknat.”(al-Ihkam:5/64).
0 Response to "Benarkah Perselisihan Adalah Rahmat?"
Posting Komentar
Pertanyaan dan komentar, akan kami balas secepatnya-insyaallah-.