Imam Yahya bin Ma’in (wafat tahun 233H) –rahimahullah-
mengatakan, “Ketika aku keluar bersama Imam Ahmad ke negeri Yaman untuk
menuntut ilmu, kami pun melakukan ibadah haji. Ketika aku sedang thawaf,
tiba-tiba aku bertemu dengan Imam ‘Abdurrazzaq bin Hammaam ash-Shan’ani (wafat
th. 211H) yang juga tengah melakukan
Thawaf di Baitullah.
Aku mengucapkan salam kepadanya dan berkata,
‘Ini adalah saudaramu, Ahmad bin Hanbal.’ Ia menjawab, ‘Semoga Allah menjaganya
dan meneguhkannya.’ Imam Yahya berkata, ‘Aku bergegas kembali kepada Imam
Ahmad, dan aku berkata padanya, ‘Sungguh Allah telah mendekatkan langkah kita,
bekal masih banyak, dan mengembalikan kita dari perjalanan selama sebulan penuh
(karena Imam ‘Aburrazzaq ada bersama kita di Makkah sehingga kita tidak perlu
ke Shan’a).’ Imam Ahmad menjawab, ‘Di Baghdad aku telah berniat untuk
mendengarkan dari ‘Abdurrazzaq di San’a. Demi Allah, aku tidak akan mengubah
niatku.”[1]
Imam Ibnul Jauzi –rahimahullah-
mengatakan, ‘Imam Ahmad sudah dua kali mengelilingi dunia sehingga dia
mengumpulkan kitabnya Al-Musnad.”[2]
Dan sekarang inilah kitabnya al-Musnad di
tengah-tengah kita dengan cetakan yang besar dan bermutu, kita tidak usah
keliling dunia untuk mengumpulkannya. Akan tetapi kita butuh kepada orang yang
membaca dan menghafalkannya. Maka, dimanakah mereka itu?![3]
Ahmad bin Syadzan al-Ijli –rahimahullah-
mengatakan, “aku mendengar Imam Ahmad berkata, ‘Aku mengembara untuk mencari hadits dan Sunnah ke Tsugur,
wilayah Syam, Sawahil, Maroko, Aljazair, Madinah Irak, wilayah Hauran, Persia,
khurasan, gunung-gunung dan penghujung dunia.”[4]
0 Response to "Kisah Imam Ahmad Bin Hanbal Menuntut Ilmu"
Posting Komentar
Pertanyaan dan komentar, akan kami balas secepatnya-insyaallah-.