Siapa Ibnu Sina Sebenarnya?

Ibnu Sina konon terkenal di negara-negara barat dengan nama Avicenna, dikenal sebagai failasuf (ahli filsafat) juga dokter, nama lengkapnya adalah al-Husain bin Abdullah bin Hasan bin Ali bin Sina lahir di sebuah daerah di Bukhara, ayahnya adalah seorang Isma’iliyah-kelompok batiniyyah ekstrim yang menginduk kepada kelompok sesat Syi’ah-[1], keluarga Ibnu Sina termasuk pengikut kelompok syi’ah ekstrim qaramitoh, dan termasuk orang yang loyal terhadap penguasa Mesir ketika itu (Syi’ah Fatimiyyah), Ibnu Sina mengatakan:”Oleh sebab itulah saya mendalami ilmu filsafat.”[2]
Ibnu Sina termasuk tokoh yang tertipu lalu mengagumi para tokoh filsafat kafir seperti Aristoteles diapun berkata:”Saya mengulang-ulang membaca kitab Aristoteles sebanyak 40 kali, sampai saya menghafalnya, namun walaupun demikian saya belum bisa memahaminya.”[3]
Imam an-Nawawy bercerita tentang pengalaman beliau tentang membaca karya Ibnu Sina dalam ilmu kedoteran yang dicampuri dengan ilmu kalam dan filsafat:

"وخطر لي الاشتغال بعلم الطب فاشتريت كتاب القانون لابن سينا , فعزمت على الاشتغال فيه ففكرت في أمري, فأظلم علي قلبي, فبقيت أياما لا أقدر على الاستغال بشيء, ففكرت في أمري, ومن أين دخل علي الداخل, فألهمني الله تعالى أن سببه اشتغالي بالطب, فبعت في الحال الكتاب المذكور, وأخرجت من بيتي كل ما يتعلق بعلم الطب, فاستنار قلبي ورجع إلي حالي, وعدت إلى ما كنت عليه أولا"
“Terlintas di benak saya untuk menekuni ilmu kedokteran, lantas akupun membeli kitab “al-Qanun” karya Ibnu Sina, maka akupun mantap untuk menekuninya, lalu akupun merenung, lantas tiba-tiba hatiku seolah-olah gelap, beberapa hari aku termangu tidak mampu melakukan apapun, lalu akupun merenung dan memikirkan keadaanku, kemudian aku tidak tahu dari mana datangnya suatu hal yang kemudian aku menyimpulkan bahwa sebab keadaanku seperti ini karena menyibukkan diri dengan ilmu kedokteran (yang telah dicampuri ilmu kalam dan filsafat), lantas akupun langsung menjual kitab yang saya sebut tadi (al-Qanun)dan mengeluarkan segala hal yang berkaitan dengannya dari rumahku, maka hatiku seolah mendapat cahaya dan akupun kembali pada keadaanku semula.”[4]
Komentar Para Ulama Ahlus Sunnah Tentang Ibnu Sina
Ibnu Taimiyah

"وكذلك ابن سينا وغيره يذكر من التنقص بالصحابة ما ورثه عن أبيه وشيعته القرامطة..."
“Begitu juga Ibnu Sina dan yang lainnya disebutkan bagaimana mereka melecehkan para sahabat, inilah aqidah yang mereka warisi dari bapak dan moyang mereka syi’ah qoromitoh…”[5]

"ما يقوله ابن سينا وأمثاله, هؤلاء قولهم شر من قول اليهود والنصارى ومشركي العرب"
“Apa yang dikatakan oleh Ibnu Sina dan teman-temannya, jauh lebih jelek adari perkataan orang Yahudi dan Nasrani serta orang musyrik bangsa arab.”[6]

Ibnu Hajar al-Asqalany:

"وقد اتفق العلماء أن ابن سينا يقول بقدم العالم, ونفي المعاد الجسماني ولا ينكر المعاد النفساني, ونقل عنه أنه قال: إن الله لا يعلم الجزئيات بعلم جزئي, بل بعلم كلي, فقطع علماء زمانه ومن بعدهم من الأئمة ممن يعتبر قولهم أصولا وفروعا بكفره وبكفر أبي نصر الفارابي من أجل اعتقاد هذه المسائل, وأنها خلاف إعتقاد المسلمين"
“Para ulama telah sepakat bahwasanya Ibnu Sina berpendapat bahwa alam semesta ada dengan sendirinya, mengingkari dibangkitkannya jasad, yang dibangkitkan hanya ruh, dia pernah mengatakan: Allah tidak mengetahui perkara detail dengan pengetahuan yang detail, akan tetapi dengan pengetahuan yang global. Maka ulama di zamannya dan ulama generasi berikutnya yang perkataan mereka diperhitungkan baik dalam masalah usul dan furu’ menyatakan kekufuran Ibnu Sina dan Abu Nasr al-Farabi karena aqidah seperti di atas, karena aqidah seperti ini bertolak belakang dengan aqidah kaum muslimin.”[7]
Ibnul Qayyim

"...فالرجل معطل مشرك, جاحد للنبوات والمعاد, لا مبدأ عنده, ولا معاد ولا رسول ولا كتاب"
“Orang ini mu’attil (mengingkari nama dan sifat-sifat Allah), musyrik, mengingkari kenabian dan hari kebangkitan, dia tidak mempunyai prinsip, mengingkari kebangkitan, (menurutnya) tiada rasul dan tiada kitab.”[8]
Ibnu Katsir

"قد حصر الغزالي كلامه في مقاصد الفلاسفة, ثم رد عليه في تهافت الفلاسفة في عشرين مجلسا له, وكفره في ثلاث منها, وهي قوله بقدم العالم وعدم المعاد الجثماني وأن الله لا يعلم الجزئيات, وبدعه في البواقي"
“Imam al-Gazali telah mengumpulkan perkataannya (Ibnu Sina) dalam kitab “Maqasidul Falasifah” lalu dia bantah dalam kitab” Tahafutul Falasifah” dalam 20 majalis, al-Gazali mengkafirkannya dalam 3 masalah: perkataannya bahwa alam semesta ada dengan sendirinya, penginkaran akan dibangkitkannya jasad dan bahwa Allah tidak mengetahui hal-hal yang detail, adapun dalam masalah yang lain dia hanya membid’ahkan.”[9]
Az-Dzahaby

"ما أعلمه روى شيئا من العلم, ولو روى لما حلت الرواية عنه, لأنه فلسفي النحلة ضال"
“Aku tidak mengetahui dia pernah meriwayatkan ilmu walaupun hanya sedikit, seandainya dia meriwayatkan maka tidak halal seseorang mengambil riwayat darinya, karena dia tokoh filsafat lagi sesat.”[10]
Ibnu Sholah

"كان شيطانا من شياطين الإنس"
“Salah seorang syaithan dari kalangan manusia.”[11]


[1] Siar A’lamin Nubala’  17/521
[2] Dar’u Ta’arudil Aql wan Naql oleh Syaikhul Islam 1/289
[3] Thabaqatul Atibba’ hlm.439, al-Wafi bil Wafayat  292/12
[4] Tuhfatut Thalibin hlm.52
[5] Naqdul Manthiq hlm.87
[6] Al-Jawabus Shahih 4/463
[7] Lisanul Mizan 2/359 beliau mengutip perkataan Ibnu Abil Hamawy
[8] Ighatsatul Lahfan hlm.620
[9] Al-Bidayah 12/46
[10] Mizanul I’tidal 1/539
[11] Fatawa Ibn Sholah 1/209

1 Response to "Siapa Ibnu Sina Sebenarnya?"

Anonim mengatakan...

ternyata begitu....

Posting Komentar

Pertanyaan dan komentar, akan kami balas secepatnya-insyaallah-.