Untaian Mutiara Fa'idah (Bag.II)


1.     Ibnul Qayyim-rahimahullah-berkata dalam “al-Fawa’id” hlm.1/52:

الْعَمَلُ بِغَيْرِ إِخْلاَصٍ وَلاَ اقْتِدَاءٍ كَالْمُسَافِرِ يَمْلَأُ جِرَابَهُ رَمْلاً يُثْقِلُهُ وَلاَ يَنْفَعُهُ.

“Amal ibadah tanpa dibarengi dengan ikhlas dan iqtida’(mutaba’ah/ittiba’) laksana
untaian fa'idah dari ulama salaf
seorang musafir yang mengisi penuh kantung perbekalannya dengan pasir, justru memberatkannya dan tidak berfa’idah baginya”.
2.     Syikhul Islam Ibnu Taimiyah-rahimahullah-berkata dalam ”Jawabul I’tiradhat al-Misriyyah” hlm.172:

العالم يعرف الجاهل لأنّه كان جاهلا, والجاهل لا يعرف العالم لأنّه ما كان عالما.

“Orang yang alim mengetahui mana orang yang bodoh (tidak berilmu) karena dahulu dia pernah jadi orang bodoh (tidak berilmu), namun orang yang bodoh tidak mampu mengenali orang yang alim karena dia belum pernah menjadi orang alim”.
3.     Syaikh Abdur Rahman as-Sa’di berkata dalam “Taisiir al-Karimir Rahman” hlm.1/10:

كثيرًا ما يجمع اللهُ تعالى بين الصلاة والزَّكاة في القرآن, لأنَّ الصلاة متضمِّنة الإخلاص للمعبود, والزكاة والنفقة متضمِّنة الإحسان إلى عبيده, فعنوان سعادة العبد إخلاصه للمعبود, وسعيه في نفع الخلق, كما أنَّ عنوان شقاوة العبد عدم هذين الأمرين منه، فلا إخلاص ولا إحسان.

“Sering sekali Allah menggandengkan (menggabungkan) antara shalat dan zakat dalam al-Qur’an, karena ibadah shalat mengandung makna pengikhlasan ibadah hanya kepada Allah Dzat yang berhak disembah, sedangkan zakat dan shadaqah mengandung makna ihsan (berbuat baik) kepada para hamba-Nya, maka tanda kebahagiaan seorang hamba adalah pengikhlasan ibadah kepada Allah dan selalu berusaha memberikan hal yang bermanfa’at kepada makhluk, sebaliknya tanda celakanya seorang hamba adalah ketiadaan dua perkara ini pada dirinya, tiada ikhlash dan tiada pula ihsan (berbuat baik kepada sesama)”.
4.     Ibnul Qayyim-rahimahullah-berkata dalam “al-Fawa’id” 1/58:

أصول الخطايا كلُّها ثلاث: الكِبر وهو الذي أصار إبليسَ إلى ما أصاره, والحرص وهو الذي أخرج آدم من الجنَّة, والحسد وهو الذي جرّأ أحد ابني آدم على أخيه, فمن وُقِيَ شرَّ هذه الثلاث فقد وقي الشرَّ، فالكفر من الكبر, والمعاصي من الحرص, والبغي والظلم من الحسد.

“Sumber utama seluruh dosa ada tiga: Kesombongan, dial ah yang menjerumuskan Iblis. Tamak, dialah yang menyebabkan Adam dikeluarkan dari surga. Hasad (dengki), dialah yang salah yang menyebabkan salah seorang anak adam (membunuh) saudaranya. Maka barangsiapa yang terlindung dari tiga hal ini maka sungguh dia telah terlindung dari semua kejelekan, lihatlah, kekufuran (pada hakikatnya) dari rasa sombong, maksiat dari ketamakan dan penindasan dan kezaliman dari sifat hasad (dengki)”.
5.     Rasulullah-shallallahu alaihi wasallam-bersabda:

التأني من الله والعجلة من الشيطان...

“Ketenangan itu dari Allah sedangkan terburu-buru itu dari syaithan…(Shahih at-Targhiib no.1572).
6.     Sering kita temukan ucapan seseorang kepada orang yang memberinya fa’idah  
لاَ فُضَّ فُوْكَ ) ( , lalu apa makna kalimat ini?
Maknanya semoga gigimu tidak jatuh/pecah, az-Zabidi dalam “Taajul Aruus” berkata:

لاَ فُضَّ فُوْهُ أَيْ لاَ كُسِرَ ثَغْرُهُ

Makna لاَ فُضَّ فُوْهُ  yaitu “semoga giginya tidak pecah”. Kalimat ini dikatakan kepada seorang yang berbicara dengan pembicaraan penuh fa’idah dan manfa’at.

0 Response to "Untaian Mutiara Fa'idah (Bag.II)"

Posting Komentar

Pertanyaan dan komentar, akan kami balas secepatnya-insyaallah-.