Nabi Yusuf Lupa Tuhannya dan Meminta Tolong Kepada Selain-Nya?

Imam at-Thabari berkata dalam kitab Tafsirnya (7/244, 19322):


حدثناابن وقيع, قال: حدثنا عمرو بن محمد عن إبراهيم بن يزيد عن عمرو بن دينار عن عكرمة عن ابن عباس قال: قال النبي – صلى الله عليه وسلم - : لو لم يقل يوسف –يعني الكلمة التي قالها في سورة يوسف الآية 42- ما لبث في السجن طول ما لبث حيث يبتغي الفرج من عند غير الله.


Ibnu Waki’ menceritakan kepada kami, dia berkata:” Amr bin Muhammad dari Ibrahim bin Yazid menceritakan kami, dari Amr bin Dinar dari Ikrimah dari Ibnu Abbas, dia berkata:”Rasulullah-shallallahu alaihi wasallam-bersabda:”Seandainya Yusuf tidak mengucapkan kalimat-maksudnya apa yang dikatakan oleh Nabi Yusuf kepada teman beliau dipenjara sebagaimana dalam surat Yusuf:42-niscaya dia tidak akan tinggal selama itu di dalam penjara yaitu ketika dia mencari jalan keluar (dari kesualitannya) kepada selain Allah”.
Riwayat ini dibawakan oleh Imam at-Thabari sebagai sandaran dalil kisah yang beliau sebutkan tentang Nabi Yusuf-alaihis salam-terkait ayat:42 dari surat Yusuf yang berbunyi:


وقال للذي ظن أنه ناج منهما اذكرني عند ربك فأنساه الشيطان ذكر ربه فلبث في السجن بضع سنين


“Dan Yusuf berkata kepada orang yang diketahuinya akan selamat di antara mereka berdua:”Terangkanlah keadaanku kepada tuanmu”. Maka syaithan menjadikan dia lupa (menerangkan keadaan Yusuf) kepada tuannya, karena itu tetapalah dia di dalam penjara beberapa tahun”.(Yusuf:42).
Imam at-Thabari mengatakan:”Nabi Yusuf  berkata kepada salah seorang temannya di dalam penjara yang bertanya tentang ta’wil mimpi mereka itu:”Sebutlah aku didepan tuanmu dan beri tahu dia tentang kezaliman yang menimpaku, ceritakan bahwa aku ini dipenjara tanpa ada salah, ini adalah kabar dari Allah tentang kelalaian yang menimpa nabi Yusuf disebabkan oleh syaithan yang menyebabkannya lupa akan Rabbnya yang seandainya dia meminta tolong kepada-Nya, niscaya akan segera ditolong, akan tetapi Yusuf lengah, oleh karena itu diapun dipenjara dalam waktu yang lama, dan diberikan hukumannya yang setimpal”.
Menurut Imam at-Thabari dhamir (kata ganti) dia pada ayat di atas kembali kepada Nabi Yusuf bukan kepada salah seorang teman Nabi Yusuf di dalam penjara.
Jadi menurut Imam at-Thabari Nabi Yusuflah yang dibuat lupa oleh syaithan akan Tuhannya bukan salah satu teman beliau dalam penjara, namun ini adalah pendapat yang keliru, yang benar adalah salah satu teman Nabi Yusuf itulah yang dibuat lupa oleh syaithan untuk menyebutkan tentang dipenjaranya Nabi Yusuf tanpa ada salah di hadapan tuannya (raja) sehingga Nabi Yusuf tetap dipenjara, sebagaiman akan kami jelaskan lagi di bawah ini
Kritik Sanad
Sanad yang dibawakan oleh Imam at-Thabari dalam riwayat yang beliau jadikan dalil dan sandaran kesimpulan beliau di atas mempunyai dua kelemahan:
1.     Perawi yang bernama Ibrahim bin Yazid, al-Mizzi dalam “Tahdziibul Kamaal” (1/452/263) menyebutkan perawi ini dan berkata:”Ia dikenal dengan nama “al-Khauzi” (Ibrahim bin Yazid al-Khauzi) dia meriwayatkan dari Amr bin Dinar, ia tinggal dilereng al-Khauz di Makkah, maka ia pun dinisbatkan kepadanya”. Shalih bin Ahmad bin Hambal menceritakan komentar ayahnya tentang orang ini:”Matruuk (haditsnya ditinggalkan”. Al-Imam al-Bukhari dalam “ad-Dhu’afa’us Shaghir” (no.12) menyebutkan perawi ini dan berkata:”Ibrahim bin Yazid, Abu Isma’il al-Khauzi dari Makkah, mereka (para ulama) diam tentangnya, dia meriwayatkan dari Muhammad bin Abbad bin Ja’far dan Amr bin Dinar”[1].Disebutkan juga oleh an-Nasa’I dalam “ad-Dhu’afa wal Matrukiin” (tarjamah no.14) lalu dia mengatakan:”Ibrahim bin Yazid al-Khauzi matruuk”.
2.     Perawi yang bernama Sufyan bin Waqi’ bin Jarrah, disebutkan oleh az-Dzahabi dalam “al-Mizan” (2/173/3334) dan mengatakan:”Abu Zur’ah berkata:”Dituduh suka berdusta”, al-Bukhari mengatakan:”Perawi ini dibicarakan karena beberapa hal yang dituduhkan kepadanya”. An-Nasa’I berkata dalam “ad-Dhu’afa’ wal Matrukiin” (no.289):”Sufyan bin Waqi’ bin Jarrah tidak ada apa-apanya”. Disebutkan juga oleh Ibnu Hibban dalam “al-Majruhiin” seraya mengatakan:”Dia mempunyai penulis jelek yang memasukkan riwayat orang lain kepada riwayatnya, para ulama menasehatinya supaya dia segera meninggalkannya, maka diapun enggan, oleh karena itu dia berhak ditinggalkan”.
Ibnu Katsir Mengomentari Ayat ini
Ibnu Katsir berkata dalam tafsirnya (4/172):


اذكرني عند ربك


” Terangkanlah keadaanku kepada tuanmu”
Disini Nabi Yusuf mengatakan:”Terangkan tentang kisah yang menimpaku kepada tuanmu, maka orang yang dipesan itu lupa untuk menerangkan kepada tuannya tentang kisah Nabi Yusuf itu, dan ini adalah salah satu makar syaithan supaya Nabi Yusuf tidak segera keluar dari penjara, dan inilah pendapat yang benar, bahwa dhamir (kata ganti) dia pada firman Allah:


فأنساه الشيطان ذكر ربه


“Maka syaithan menjadikan dia lupa (menerangkan keadaannya) kepada tuannya”
Dhamir dia di situ kembali kepada salah seorang dari teman Nabi Yusuf yang selamat sebagaimana dikatakan Mujahid, Muhammad bin Ishaq dan selain mereka”.
Lalu Ibnu Katsir juga menjelaskan bahwa riwayat yang dipakai oleh Imam at-Thabari adalah lemah sekali karena alasan yang kami sebutkan di atas.
Dalil yang Menguatkan Pendapat Ini dalam Hadits yang Lain
Di antara kesimpulan salah tentang ayat yang mulia ini; bahwa Nabi Yusuf berpesan kepada salah seorang teman beliau di dalam penjara “ Terangkanlah keadaanku kepada tuanmu” karena marah disebabkan sudah sangat ingin segera keluar dari penjara, kesimpulan ini tertolak karena riwayat shahih yang menjelaskan bagaimana besar kesabaran Nabi Yusuf, yang menunjukkan bahwa mustahil Nabi Yusuf sampai marah bahkan terlupa akan Allah Dzat yang maha kuasa dari diri beliau,Nabi-shallallahu alaihi wasallam- bersabda seraya memuji kesabaran Nabi Yusuf:


....ولو لبثت في السجن طول ما لبث يوسف لأجبت الداعي


“Seandainya saya dipenjara selama Nabi Yusuf dipenjara, niscaya saya akan mengikuti ajakan utusan itu”.
Imam an-Nawawi mengomentari hadits ini seraya mengatakan:”Hadits ini berisi pujian kepada Nabi Yusuf-alaihis salam-, berisi penjelasan tentang kesabaran dan ketabahan beliau, yang dimaksud dengan utusan di sini yaitu utusan raja yang dikabarkan Allah tentangnya:


وقال الملك إئتوني به, فلما جاءه الرسول قال ارجع إلى ربك فاسأله ما بال النسوة الاتي قطعن أيديهن إن ربي بكيدهن عليم


“Raja berkata:”Bawalah dia (Yusuf) kepadaku” maka tatkala utusan itu datang kepada Yusuf, berkatalah Yusuf: Kembalilah kepada tuanmu dan tanyakanlah kepadanya bagaimana dengan wanita-wanita yang telah melukai tangannya, sesungguhnya Tuhanku maha mengetahui akan tipu daya mereka”(QS.Yusuf:50).
Nabi Yusuf tidak bersegera keluar dari penjara suapaya segera merasakan kebebasan, namun beliau tetap tabah dan sabar, Nabi Yusuf mengirim utusan itu untuk (menanyakan) sebab beliau dipenjara, agar nama baik beliau bisa bersih di sisi raja dan selainnya, yang pada gilirannya nanti raja bertemu dengan beliau dalam keadaan beliau telah terlepas dari tuduhan itu”.


[1] Mengenai perkataan Imam al-Bukhari “ Mereka (para ulama) diam tentangnya”, dikomentari oleh as-Suyuti:”Imam al-Bukhari bila menyebutkan “Sakatuu anhu (Mereka (para ulama) diam tentangnya)” maksudnya : para ulama meninggalkan haditsnya” (at-Tadriib 1/439).

0 Response to "Nabi Yusuf Lupa Tuhannya dan Meminta Tolong Kepada Selain-Nya?"

Posting Komentar

Pertanyaan dan komentar, akan kami balas secepatnya-insyaallah-.