Hukum Jual Beli Kucing

Apa hukum jual beli kucing?
Jawab:
Dalam riwayat imam Muslim, dari Abu Zubair dia berkata:

سَأَلْتُ جَابِرًا عَنْ ثَمَنِ الْكَلْبِ وَالسِّنَّوْرِ قَالَ: زَجَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ ذَلِكَ.

“Aku bertanya kepada Jabir tentang harga (jual beli) anjing dan kucing, lalu dia menjawab:”Nabi-shallallahu alaihi wasallam-melarang hal itu”[1].
Dalam riwayat lain, dari Jabir-radiallahu anhu-dia berkata:

نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ ثَمَنِ الْكَلْبِ وَالسِّنَّوْرِ.

“Rasulullah-shallallahu alaihi wasallam-melarang jual beli anjing dan kucing”[2].
Sebagian ulama menda’ifkan riwayat-riwayat ini, namun pendapat ini tertolak sebagaimana dikatakan oleh imam an-Nawawi-rahimahullah-:

وأما ما ذكره الخطابي وابن المنذر أن الحديث ضعيف فغلط منهما, لأن الحديث في صحيح مسلم بإسناد صحيح.

“Adapun yang disebutkan oleh al-Khattabi dan Ibnul Mundzir bahwasanya hadits ini dha’if maka ini adalah kekeliruan mereka berdua, karena hadits ini terdapat dalam Shahih Muslim dengan sanad yang shahih”[3].
As-Syaukani-rahimahullah-berkata dalam “Nailaul Authar” sembari membantah pendapat yang menyimpulkan bahwa larangan pada riwayat di atas hanya sampai hukum makruh saja, disebabkan karena melakukan jual beli binatang tersebut menunjukkan kurangnya akhlak dan mengurangi muru’ah (wibawa):

ولا يخفى أن هذا إخراج للنهي عن معناه الحقيقي بلا مقتضِ

“Jelas (pendapat ini) mengeluarkan makna larangan dari makna sebenarnya (kepada makna yang lain, dalam hal ini makruh) tanpa ada bukti”[4].
Imam al-Baihaqi juga mengatakan seraya membantah pendapat yang membolehkan jual beli kucing ini:

وقد حمله بعض أهل العلم على الهر إذا توحش فلم يقدر على تسليمه, ومنهم من زعم أن ذلك كان في ابتداء الإسلام حين كان محكوماً بنجاسته, ثم حين صار محكوماً بطهارة سؤره حل ثمنه, وليس على واحد من هذين القولين دلالة بينة.

“Sebagian ulama memaknai (larangan jual beli kucing ini) apabila kucing itu liar dan tidak mampu diserahkan (kepada pembeli), sebagian yang lain mengatakan bahwa larangan ini berlaku (dahulu) di awal-awal Islam ketika kucing masih dihukumi najis, lalu ketika sisa makan/minum kucing itu dihukumi suci maka memperjual-belikannyapun halal, (namun) kedua pendapat ini tidak mempunyai dalil yang jelas[5].
Begitu pula Ibnul Qayyim-rahimahullah-meyakini dengan kuat akan keharaman jual beli kucing ini, beliau mengatakan:

وكذلك أفتى أبو هريرة رضي الله عنه وهو مذهب طاووس ومجاهد وجابر بن زيد وجميع أهل الظاهر, وإحدى الروايتين عن أحمد, وهو الصواب لصحة الحديث بذلك, وعدم ما يعارضه فوجب القول به.

“Dengan pendapat inilah (haramnya jual beli kucing), Abu Hurairah berfatwa, ini juga pendapat Thawus, Mujahid, Jabir bin Zaid dan seluruh Ahli Zahir, ini juga salah satu dari dua riwayat dari imam Ahmad, jadi inilah pendapat yang benar karena shahihnya hadits yang berkaitan tentang hal ini, juga tidak adanya riwayat yang bertentangan dengannya sehingga kita harus memegang riwayat ini”[6].
Ibnul Mundzir-rahimahullah-mengatakan:

إن ثبت عن النبي صلى الله عليه وسلم النهي عن بيعه فبيعه باطل, وإلا فجائز.

“Jika ada riwayat shahih dari Nabi-shallallahu alaihi wasallam-tentang larangan memperjual belikan (kucing) maka jual beli kucing itu adalah batil (haram), namun jika tidak ada maka memperjual belikannya adalah boleh”[7].
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa riwyat yang melarang hal ini terdapat dalam Shahih Muslim.
Al-Lajnah ad-Da’imah mengatakan:

لا يجوز بيع القطط والقردة والكلاب وغيرها من كل ذي ناب من السباع لأن النبي صلى الله عليه وسلم نهى عن ذلك, وزجر عنه ولما في ذلك من إضاعة المال, وقد نهى النبي صلى الله عليه وسلم عن ذلك.

“Tidak boleh memperjual belikan kucing, kera, anjing dan hewan buas lain yang memiliki taring, karena Nabi-shallallahu alaihi wasallam-melarang hal itu, dan melarang dengan keras disebabkan hal itu termasuk menghambur-hamburkan harta benda, sedangkan Nabi-shallallahu alaihi wasallam-melarang hal itu”[8]. Allahu A’lam.


[1] HR.Muslim no.1569
[2] HR.Abu Dawud no.3479, at-Tirmidzi no.1279, dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud.
[3] Al-Majmu’: 9/269.
[4] Nailul Authar: 6/227
[5] Sunan al-Baihaqi: 6/18.
[6] Zaadul Ma’ad: 5/773.
[7] Al-Majmu’: 9/269.
[8] Fatwa al-Lajnah ad-Da’imah: 13/37.

0 Response to "Hukum Jual Beli Kucing"

Posting Komentar

Pertanyaan dan komentar, akan kami balas secepatnya-insyaallah-.