Keutamaan Hari Tasyriq dan Amalan-amalan di Hari Itu

Allah -subhanahu wa ta’ala- berfirman di dalam al-Quran :

واذكروا الله في أيام معدودات

“Dan berdzikirlah dengan menyebut nama Allah di beberapa hari yang berbilang.” (Al Baqarah: 203).

Hari-hari yang berbilang pada ayat ini adalah hari-hari tasyriq ( hari ke-11, 12, 13 bulan Dzul Hijjah), bahkan sebagian ulama menyebutkan bahwa tidak ada khilaf (perbedaan pendapat) di kalangan ulama tentang hal ini, al-Qurtubi -rahimahullah- mengatakan : 

ولا خلاف بين العلماء، أن الأيام المعدودات في هذه الآية، هي أيام منى، وهي أيام التشريق

“Tidak ada perbedaan di kalangan ulama bahwa yang dimaksud dengan “al-Ayyam al-Ma’dudaat” pada ayat ini adalah hari-hari Mina yaitu hari-hari Tasyriq.”(al-Jaami’ li Ahkam al-Quran : 1/3).
Keutamaan Hari Tasyriq dan Amalan-amalan di Hari Tasyriq

Abu Hayyan mengatakan :

والأيام المعدودات ثلاثة أيام بعد يوم النحر، وليس يوم النحر من المعدودات هذا مذهب الشافعي، وأحمد، ومالك، وأبي حنيفة، وقاله ابن عباس وعطاء، ومجاهد.....

“Dan “al-Ayyam al-Ma’dudaat” adalah tiga hari yang datang setelah hari raya idul adha, sehingga hari raya idul adha tidak termasuk dalam “al-Ayyam al-Ma’dudaat”, inilah pendapat Imam as-Syafi’i, Ahmad, Malik, Abu Hanifah, dan disebutkan juga oleh Ibnu Abbas, Atha’, Mujahid…”.(al-Bahr al-Muhith: 2/109-110).

Hari-hari tasyriq dinamakan dengan nama “tasyriq” dari ungkapan( شرق اللحم ) -menjemur daging- karena dahulu kala kaum muslim menjemur sebagian daging-daging kurban mereka di tengah terik matahari agar awet untuk dimakan pada hari-hari berikutnya setelah hari idul adha atau diambil dari ungkapan( تشرق الشمس )-matahari terbit-karena shalat Idul Adha dilakukan setalah terbitnya matahari di tanggal 10 bulan dzulhijjah yang merupakan hari pertama dari hari-hari tasyriq (menurut pendapat yang mengatakan bahwa hari Idul Adha termasuk dalam hari-hari tasyriq), Allahu a’lam.


Keutamaan Hari Tasyriq

Termasuk Hari Paling Agung di Sisi Allah

Tentang hal ini, Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam- bersabda:

إِنَّ أَعْظَمَ الأَيَّامِ عِنْدَ اللَّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى يَوْمُ النَّحْرِ ثُمَّ يَوْمُ الْقَرِّ

“Sesungguhnya hari yang paling agung di sisi Allah adalah hari raya idul adha dan hari al-Qarr (hari tasyriq).” (HR.Ahmad, al-Hakim menshahihkannya dan disepakati oleh Imam adz-Dzahabi, lihat Shahih al-Jaami’ : 1064).

Termasuk Hari Raya Kaum Muslimin

يَوْمُ عَرَفَةَ وَيَوْمُ النَّحْرِ وَأَيَّامُ التَّشْرِيقِ عِيدُنَا أَهْلَ الإِسْلاَمِ 

“Hari Arafah, Hari an-Nahr (hari Raya Idul Adha) dan Hari-hari Tasyriq adalah hari raya kita wahai kaum muslimin…”.(HR Ahmad, an-Nasa’i, Abu Dawud, lihat Shahih al-Jaami’ : 8192).

Amalan Sunnah di Hari Tasyriq : Hari-hari Memperbanyak Dzikir, Itighfar dan Doa

Allah -ta’ala- berfirman:

واذكروا الله في أيام معدودات

“Dan berdzikirlah dengan menyebut nama Allah di beberapa hari yang berbilang.” (Al Baqarah: 203).

Dalam hadits yang shahih Rasulullah -shallallahu alihi wasallam- bersabda:

لا تصوموا هذه الأيام ، فإنها أيام أكل وشرب وذكر لله عز وجل

“Janganlah kalian puasa pada hari-hari ini (hari-hari Tasyriq), karena ia adalah hari-hari (menikmati) makan dan minum dan hari-hari untuk berdzikir kepada Allah -azza wa jalla-.(HR Ahmad, dishahihkan al-Albani dalam as-Shahihah no.3573).

Di antara dzkir-dzikir yang dimaksud:

- Berdzikir mengungkan nama Allah dengan bertakbir setelah shalat fardhu di hari-hari tasyriq tersebut, hal ini disyariatan untuk dilakukan hingga hari terakhir tasyriq tersebut.[1]Inilah takbir muqayyad yang disyariatkan di hari-hari tersebut.

- Berdzikir dengan menyebut nama Allah (tasmiyah) dan mengucap takbir saat menyembelih hewan kurban di hari-hari tersebut, karena waktu penyembelihan dilakukan sampai hari terakhir tasyriq.

- Berdzikir kepada Allah saat makan dan minum dengan mengucap tasmiyah (bismillah) dan memuji Allah setelahnya.

- Berdzikir kepada Allah di hari tasyriq saat melempar jumrah, ini dikhususkan bagi jama’ah haji di tanah suci.

- Berdzikir secara mutlak (umum) tanpa penentua waktu di hari-hari tersebut, sebagaimana dilakukan oleh para salaf shalih, disebutkan bahwasanya Umar bin Khattab mengumandangkan takbir di kemah beliau di mina, lalu orang-orangpun mendengar takbir beliau dan merekapun ikut bertakbir sebagaimana perbuatan Umar tersebut.

Begitu pula disyariatkan memperbanyak istigfar dan do’a, terutama dengan do’a mulia yang terambil dari al-Quran:

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

“Ya Rabb kami berikanlah kami kebaikan di dunia dan akhirat dan lindugi kami dari azab neraka.” (Al Baqarah: 200-201).

Ikrimah mengatakan:

كـان يستحب أن يقال في أيام التشريق: رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

“Disunnahkan memperbanyak ucapan (رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ ) di hari-hari tasyriq.” Abu Musa al-Asy’ari pernah mengatakan saat berkhutbah di hari raya Idul Adha :

بعد يوم النحر ثلاثةُ أيام ، التي ذكَرَ الله الأيامَ المعدودات لا يُرد فيهن الدعاء ، فارفعوا رغبتكـم إلى الله عز وجل 

“Setelah hari raya Idul Adha itu ada 3 hari di mana Allah menyebutnya sebagai “al-Ayyam al-Ma’dudat”, dan di mana pada hari itu do’a tidak tertolak, maka angkatlah keinginan kalian kepada Allah -azza wa jalla- (pada hari itu).” (lihat atsar lainnya terkait hal ini di : Tafsir at-Thabari 4/203 dan juga Latha’if al-Ma’arif : 503).

Sebagian ulama salaf mengatakan:

أيام التشريق يجتمع فيها للمؤمنين نعيمُ أبدانهم بالأكل والشرب ، ونعيمُ قلوبهم بالذكر والشكر ، وبذلك تتم النعم

“Pada hari-hari tasyriq itu terkumpul pada setiap mukmin nikmat pada jasad berupa makanan dan minuman dan nimat pada hati mereka yaitu dengan mengisinya dengan dzikir dan dan syukur kepada Allah, maka dengan demikian telah sempurnalah nikmat-nikmat kepada mereka.” (Latha’if al-Ma’arif : 504). Allahu a’lam.

-------------------------------------------

[1] Namun tentu dengan melaksanakan dzikir (takbiran) tersebut sesuai yang disyariatkan yaitu melakukannya dengan sendiri-sendiri tanpa dipimpin dengan suara serentak (lihat Majmu' Fatawa wa Rasail Syaikh al-Utsaimin (16/261) tentang pandangan beliau tentang syariat berdzikir di hari-hari bulan dzulhijjah hingga akhir hari tasyriq dengan sendiri-sendiri dan mendahulukan dzikir-dzikir bakda shalat baru kemudian mengagungkan Allah dengan takbir di hari-hari tersebut).

0 Response to "Keutamaan Hari Tasyriq dan Amalan-amalan di Hari Itu"

Posting Komentar

Pertanyaan dan komentar, akan kami balas secepatnya-insyaallah-.