Di sebuah musolla kecil,orang-orang
menyebutnya Musolla Ibrahim yang terletak di pinggiran kota Montreal
Kanada…tinggal seorang Syaikh Pakistan yang begitu berwibawa…mengajarkan
orang-orang baca al-Qur’an,berdakwah dan ibadah…pakaiannya begitu sederhana…dengan
jenggot tebal..lembut,tawadu’…senyum yang selalu merekah yang selalu
menyertainya..dengan umur yang sudah sangat senja..musolla yang ia tempati
merupakan rumahnya sekaligus madrasah dan tempat ibadahnya…
saya sering solat di musolla ini,selalu yang saya
lihat dari Syaikh ini adalah akhlak mulia…walaupun yang nampak dari pakaian
serta penampilannya adalah kesederhanaan yang lur biasa,dia tidak pernah
meminta sesuatupun kepada saya.
Saya mempunyai perasaan tidak enak untuk
bertanya tentang kehidupan sehari-harinya karena setiap kali saya datang ke
musolla selalu saya melihat kasur sederhananya disenderkan ke dinding
tembok,tempat wudu’nya sekaligus sebagai kamar mandi pribadi yang merangkap
jadi dapurnya,saya lebih memilih diam daripada memikirkan masalah serta
kesusahan orang lain.
Akan tetapi rupanya Allah ingin mengajarkan
saya melalui orang ini pelajaran berharga tentang pengorbanan dan perjuangan
untuk agama ini.
Pada suatu hari seperti biasa
aku sholat di musolla ini,tiba-tiba saya melihat Syaikh Pakistan itu sedang
keluar dari musolla bersama seorang laki-laki kulit putih,ketika saya selesai
sholat dan saya bergegas menuju mobil saya,tiba-tiba mobil saya berada persisi
di samping mobil mereka…akupun mengucapkan salam kepada mereka,merekapun menjawab
salam saya disertai senyum yang merekah,kemudian Syaikh Pakistan itu meminta
saya untuk mengucap salam kepada seorang laki-laki Brazil yang tadi keluar
musolla bersamanya,dia memberitahu bahwa laki-laki ini baru saja masuk Islam.
Sayapun menyalami laki-laki itu
dengan hangat dan mengucapkan selamat atas masuknya ia ke agama Islam,dalam
benaknya saya ada seribu pertanyaan bagaimana laki-laki ini bisa masuk
Islam,laki-laki Brazil ini semakin bersemangat berdialog dengan saya apalagi
setelah mengetahui bahwa saya berasal dari Makkah,lalu dia berharap kepada saya
dan meminta nomer HP saya..saya menjanjikannya untuk mencarikan dan
membawakannya mushaf al-Qur’an dengan terjemahan bahasa Portugis.
Semangat Saya Nan Lemah
Tidak terasa telah berlalu 5
hari,saudara muslim Brazil menelpon saya dan menagih janji mushaf dengan
terjemahan bhs.Portugis yang dahulu saya janjikan,…dia meminta supaya bisa
bertemu..akan tetapi rupanya syaithan membuat saya malas,setelah berlalu 10 hari,sayapun
pergi untuk menemuinya di Musolla Ibrahim,sayapun masuk,dan ternyata syaikh Pakistan
dan muslim Brazil itu tengah lama menunggu saya..akupun menyalaminya dengan
penuh kehangatan karena melihat kebahagiaan yang terpancar darinya setelah dia masuk
Islam.
Kamipun duduk-duduk sebentar
sampai datang waktu Maghrib,syaikh Pakistan meminta saya sebagi imam
sholat,mereka menyuruh saya jadi imam bisa jadi karena mereka melihat saya
orang arab,terlahir di tanah suci,cucu sahabat menurut mereka…akupun
bertakbir,kemudian membaca surat al-Fatihah,tiba-tiba terdengar suara tangis tersedu-sedu saudara Brazil tadi,diapun terus menangis sampai akhir
sholat.
Ketika selesai sholat,akupun
mundur ke belakang…aku menunggu sampai saudara Brazil tadi tenang,aku ingin
bertanya sesuatu tentang tangisannya tadi…tiba-tiba syaikh Pakistan mendekati
saya dan berbisik di telinga saya:”Inilah keadaannya setiap kali dia sholat
semenjak dia masuk Islam”
Saudara Brazil duduk di samping
saya setelah dia tenang,dia bercerita:” saya selalu terbayang sesuatu setiap
kali saya mulai takbir untuk sholat…hal ini terkait dengan mimpi yang saya
alami seminggu setelah saya masuk Islam..saya melihat Raja Abdullah dalam mimpi
saya,dia menoleh kepada saya seraya mengatakan:”Wahai Abdul Aziz ke sini..mendekatlah,lalu
ketika saya mendekat,dia mengatakan:ke sinilah engkau sambil dia menunjuk ke Ka’bah,maka
setelah itu setiap kali saya takbir saya solah-olah melihat Ka’bah tepat berada
di depan saya…
Aku takjub dengan mimpi yang ia
ceritakan itu,setahu saya orang-orang di Kanada ini jarang sekali yang tahu
tentang KSA,apalagi dengan rajanya…lalu ketika saya bertanya tentang hal ini
kepadanya,maka saya pun mengerti tentang pengetahuan dan tsaqofahnya tentang
keadaan politik dunia,apalagi dia memang bekerja di bidang export dan
impor..dan dia juga menguasai bhs.Inggris,Prancis,Portugis dan Jerman.
Akupun bertanya tentang
masa lalu saudara Brazil yang sekarang resmi bernama Abdul Aziz ini,diapun
bercerita,bahwasanya dia dibesarkan di lingkungan nasrani sampai umurnya
menginjak 18 thn….lalu dia beralih ke agama buda dan pindah domisili dari
Brazil ke Kanada…buda menjadi agama yang ia peluk lebih 10 tahun lamanya…sampai
suatu hari dia yakin akan kepalsuan dan kebobrokan agama itu..diapun hidup
dalam kebingugan selama bertahun-tahun tanpa memeluk satu agama pun…sampai datanglah
hari di mana cahaya Islam itu terbit lalu menerangi hatinya…di sini sampailah
saya pada pertanyaan inti yang begitu lama mengganjal di benak saya..BAGAIMANA
ORANG INI BISA MASUK ISLAM? Apakah dia tersentuh oleh penampilan syaikh
Pakistan yang berpakaian dan hidup penuh kesederhanan ini atau bagaimana?
0 Response to "Raja Abdullah:Wahai Abdul Aziz Kesinilah..!! (Bag.I)"
Posting Komentar
Pertanyaan dan komentar, akan kami balas secepatnya-insyaallah-.