Allah
telah memuliakan manusia dan menyempurnakan penciptaannya, Allah berfirman:
وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ
وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَى كَثِيرٍ
مِمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًا
“Dan
sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka di daratan
dan di lautan, kami beri mereka rizki dari yang baik-baik dan kami lebihkan
mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah kami
ciptakan”.(QS.al-Isra’:70).
لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
“Sungguh
kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang paling bagus”.(QS.at-Tiin:4).
Yaitu
ia berjalan dengan tegak, makan dengan tangannya adapun hewan yang lain maka
berjalan dengan empat kaki makan dengan mulutnya, menciptakan bagi manusia itu
akal dan fikiran yang dengannya dia berfikir dan membedakan segala sesuatu.
Maka
seharusnyalah manusia membedakan dirinya dengan hewan, menjaga kelebihan yang
diberikan oleh Allah kepadanya apalagi di dalam shalat, Nabi telah melarang
beberapa gerakan dan berbuatan heawan untuk dilakukan di dalam shalat, berikut
ulasannya:
1.
Dari Abdurrahman bin Syibl:
قَالَ: نَهَى رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم عَنْ ثَلاَثٍ:عَنْ نَقْرَةِ الغُرَابِ، وعَنْ فَرْشَةِ السَّبُعِ، وأَنْ يُوطِنَ
الرَّجُلُ المكَانَ الَّذِي يُصَلِّي فِيهِ كَمَا يُوطِنُ البَعِيرُ
Dia
berkata: Rasulullah-shallallahu alaihi wasallam-melarang tiga perkara:Naqratul
Ghurab, Farsyatis Sabu’ dan menetapkan tempat khusus untuk shalat di
sana sebagaiman dilakukan oleh unta (duduk di tempat khusu tidak mau berpindah
ke tempat lain)”[1].
Makna
Kalimat
Naqratul
Ghurab artinya menyentuhkan hidung atau
kening ke tanah ketika sujud lalu buru-buru mengangkatnya tanpa benar-benar bersentuhan dengan tanah.
Farsyatis
Sabu’ artinya membentangkan kedua tangan
dan menaruhnya di atas tanah tidak mengangkatnya ketika sujud dan tidak
menjauhkan kedua tangan dari perut.
Senada
dengan hadits di atas Rasulullah-shallallahu alaihi wasallam-bersabda:
اعْتَدِلُوا في السُّجُودِ، ولَا يَبْسُطُ أَحَدُكُمْ ذِرَاعَيْهِ
بَسْطَ الكَلْبِ.
“Tenanglah
kalian dalam sujud dan janganlah salah seorang dari kalian membentangkan kedua
tangannya seperti yang dilakukan oleh anjing (maksudnya tidak mengangkat
keduanya ketika sujud)”[2].
2.
Rasulullah-shallallahu alaihi wasallam-bersabda:
يَعْمِدُ أَحَدُكُمْ فِي صَلَاتِهِ، فَيَبْرُكُ كَمَا يَبْرُكُ
الجَمَلُ
“Apakah salah seorang di antara
kalian sengaja di dalam shalatnya, menderum seperti menderumnya unta”[3].
3.
Dari Abu Hurairah-radiallohu anhu-:
قَالَ: أَمَرَني رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم بثلاثٍ، ونَهَانِي
عن ثَلاَثٍ: «أَمَرَنِي
بِرَكْعَتَيِ الضُّحَى كُلَّ يَوْم، وَالوِتْرِ قَبْلَ النَّوْمِ، وصِيَامِ
ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ، ونَهَانِي عَنْ نَقْرَةٍ كَنَقْرَةِ
الدِّيكِ، وإِقْعَاءٍ كَإِقْعَاءِ الكَلْبِ، والْتِفَاتٍ كَالْتِفَاتِ الثَّعْلَبِ
Abu
Hurairah berkata:”Rasulullah memerintahkan saya untuk melakukan tiga perkara
dan melarang saya dari tiga perkara:’ Beliau memerintahkan saya untuk
senantiasa melakukan dua raka’at shalat duha, melakukan witir sebelum tidur,
dan berpuasa tiga hari setiap bulan, dan beliau melarang saya dari shalat
terburu-buru seperti patukan ayam, duduk pada shalat seperti duduknya anjing[4]
dan menoleh ke sana kemari seperti menolehnya rusak”[5].
4.
Dari Jabir bin Samurah dia berkata:
كُنَّا نُصَلِّي خَلْفَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَنُسَلِّمُ
بِأَيْدِينَا، فَقَال: مَا بَالُ هَؤُلاَءِ يُسَلِّمُونَ بِأَيْدِيهِمْ،
كَأَنَّهَا أَذْنَابُ خَيْلٍ شُمْسٍ، أَمَا يَكْفِي أَحَدُهُمْ أَنْ يَضَعَ يَدَهُ
عَلَى فَخِذِهِ، ثُمَّ يَقُولُ: السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ، السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ
“Dahulu
kami shalat di belakang Nabi lalu melakukan salam dengan tangan kami, lalu
beliau bersabda:”Mengapa mereka salam dengan tangan mereka, seperti gerakan
ekor kuda liar, tidak cukupkah mereka salam dengan menaruh tangan mereka di
atas paha mereka kemudian mengatakan:”Assalamualaikum,assalamu’alikum”[6].
[1]
Ahmad no.15532, Abu Dawud no.862, an-Nasa’I no.1112, Ibnu Majah no.1429,
dihasankan oleh al-Albany dalam as-Shahihah no.1168.
[2]
An-Nasa’I no.702, at-Tirmidzy no276.
beliau mengatakan “hadits ini hasan shahih”.
[3]
An-Nasa’I no.841, Ahmad no.8955, at-Tirmidzy no.269, al-Albany berkata dalam
Shahih Abu Dawud no.789:’Sanadnya shahih’.
[4]
Yaitu dengan bertumpu pada pantat dan memberdirikan kedua kaki dengan menaruh
tangan di atas tanah.
[5]
Ahmad no.8106, dan dihasankan al-Albany dalam Shahih at-Targib no.555.
[6]
Muslim no.431, Ahmad no.20806, an-Nasa’I no.1185.
0 Response to "LARANGAN MENGIKUTI GERAKAN BINATANG DALAM SHOLAT"
Posting Komentar
Pertanyaan dan komentar, akan kami balas secepatnya-insyaallah-.