Menggapai
keridhaan Allah dan memasuki surga-Nya adalah cita-cita tertinggi seorang
mukmin dan mukminah, apabila seorang anak manusia meninggalkan dunia nan fana
ini dengan membawa keridhaan Allah, maka sebuah kenikmatan istimewa telah ia
raih, surga Allah tengah menantinya, surga yang digambarkan dalam sebuah hadits
qudsi:
قال
الله: أعددت لعبادي الصالحين ما لا عين رأت ولا أذن سمعت ولا خطر على قلب بشر
“
Allah mengatakan:”Aku telah siapkan bagi para hambaku yang shalih, sesuatu yang
tidak pernah dilihat oleh mata (di dunia), tidak pernah didengar oleh telinga
dan tidak pernah terlintas dalam hati manusia…”[1].
Semua
yang ada di dalamnya adalah kenikmatan sempurna tidak ada sedikitpun diselingi
dengan kekurangan, dipenuhi dengan kebahagiaan dan kesenangan sempurna tidak
sedikitpun dibarengi dengan kesedihan, apa yang anda mau semuanya ada di sana, Allah-ta’ala-berfirman:
وفيها
ما تشتهيه الأنفس وتلذ الأعين وأنتم فيها خالدون
“Di dalam surga itu terdapat segala apa yang
diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di
dalamnya”.(az-Zukhruf:71).
Syaikh
Abdurrahman as-Sa’di-rahimahullah-mengatakan sembari menafsirkan ayat
yang mulia ini:
“ما
تشتهيه الأنفس”
(apa yang diinginkan oleh hati): kalimat yang umum, mencakup segala
macam kenikmatan, kegembiraan, keindahan, serta kesenangan hati…semua itu
didapat oleh seorang mukmin dengan sempurna”[2].
Di
antara kenikmatan yang disedakan Allah bagi laki-laki surga adalah bidadari,
berikut adalah beberapa di antara sifat-sifat serta ciri-ciri bidadari yang
disebuatkan dalam al-Qur’an dan as-Sunnah:
Allah-subhanahu
wa ta’ala-berfirman sembari menyebutkan ganjaran istimewa bagi penduduk
surga:
وَحُورٌ
عِينٌ. كَأَمْثَالِ اللُّؤْلُؤِ الْمَكْنُونِ
“Dan
(di dalam surga itu) ada bidadari-bidadari. Laksana mutiara yang tersimpan
dengan baik”.(al-Waqi’ah:22-23).
Syaikh
as-Sa’di-rahimahullah-berkata:
“كَأَمْثَالِ
اللُّؤْلُؤِ الْمَكْنُونِ”
(Laksana
mutiara yang tersimpan dengan baik”). Maksudnya: “(Bidadari itu) laksana
mutiara putih jernih nan menawan, tertutupi dari pandangan mata, dari tiupan
angin dan sinar matahari, warnanya begitu indah tiada tara, tidak terdapat
sedikitpun kekurangan, begitupula para bidadari, tidak ada kekurangan
sedikitpun, dipenuhi dengan sifat-sifat yang sempurna dan indah, semua yang
engkau lihat padanya, dipenuhi dengan apa yang menyenangkan hati dan memikat
pandangan”[3].
Dalam
ayat yang lain, Allah berfirman:
كَأَنَّهُنَّ
الْيَاقُوتُ وَالْمَرْجَانُ
“Seakan-akan bidadari itu permata yakut
dan marjan”.(ar-Rahman:58).
Imam at-Thabari-rahimahullah-berkata:
قال
ابن زيد في قوله:" كأنهن الياقوت والمرجان": ... الصفاء صفاء الياقوتة,
والبياض بياض اللؤلؤ.
“Ibnu Zaid berkata (menafsirkan) ayat (
كَأَنَّهُنَّ الْيَاقُوتُ وَالْمَرْجَانُ) :”…(Bidadari itu) sejernih permata yakut dan
seputih permata marjan”[4].
Allah-ta’ala-berfirman
dalam ayat yang lain:
إِنَّا
أَنْشَأْنَاهُنَّ إِنْشَاءً. فَجَعَلْنَاهُنَّ أَبْكَارًا. عُرُبًا أَتْرَابًا
“Sesungguhnya
kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) secara lansung[5].
Dan kami jadikan mereka gadis-gadis perawan. Penuh cinta lagi sebaya
umurnya”.(al-Waqi’ah:35-37).
Ibnu Katsir-rahimahullah-berkata:
قوله:"
عُرُباً" : قال سعيد بن جبير عن ابن عباس يعني: متحببات إلى أزواجهن, وقوله:
" أَتْرَابا" قال الضحاك عن ابن عباس يعني: في سن واحدة ثلاث وثلاثين
سنة... وقال
السدي:... ليس بينهن تباغض ولا تحاسد, يعني: لا كما كن ضرائر متعاديات.
“Firman-Nya “عُرُباً” : Sa’id bin
Jubair berkata mengutip perkataan Ibnu Abbas, maksud lafadz ini (عُرُباً):”(Bidadari itu) penuh rasa cinta dan asmara kepada suaminya”.
Firman-Nya “أَتْرَابا” : ad-Dhahhak
mengutip perkataan Ibnu Abbas, maksud lafadz (أَتْرَابا)
: (Bidadari itu) rata-rata berumur 33 tahun…as-Suddi berkata:…(maksud
lafad “أَتْرَابا”):…tiada rasa benci dan iri pada diri mereka(bidadari-bidadari itu),
yaitu: berbeda dengan keadaan perempuan-perempuan yang dipoligami (di dunia)
yang saling bermusuhan”[6].
Dalam
ayat yang lain Allah berfirman:
فِيهِنَّ
خَيْرَاتٌ حِسَانٌ
“Di
dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik dan
cantik-cantik”.(ar-Rahman:70).
Ibnul
Qayyim-rahimahullah-berkata:
وهي
التي قد جمعت المحاسن ظاهرا وباطنا , فكمل خلقها وخلقها فهن خيرات الأخلاق, حسان
الوجوه.
“(Allah mensifati bidadari itu dengan
“baik-baik dan cantik-cantik” (خَيْرَاتٌ
حِسَانٌ): Karena seorang bidadari telah terkumpul pada dirinya dua macam
kecantikan yaitu: kecantikan luar dan dalam, akhlaknya sempurna begitupula
lahirnya (badannya), maka (singkat kata); akhlak yang mulia dipadukan dengan
paras yang menawan”[7].
Allah-azza
wa jalla- dalam ayat yang lain berfirman:
وَلَهُمْ
فِيهَا أَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَهُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
“Untuk
mereka di dalam surga itu ada istri-istri yang suci dan mereka kekal di
dalamnya”.(al-Baqarah:25).
Ibnu
Qayyim al-Jauziyah-rahimahullah-mengatakan:
طهرن
من الحيض والبول والنجو, وكل أذى يكون في نساء الدنيا, وطهرت بواطنهن من الغيرة
وأذى الأزواج وتجنيهن عليهم وإرادة غيرهم.
“Mereka (bidadari surga) suci dari haidh,
buang air kecil dan air besar serta suci dari semua kotoran yang ada pada
wanita dunia, hati mereka bersih dari sifat cemburu, menyakiti suami,
menzoliminya dan menginginkan selainnya”[8].
Dalam ayat lain, Allah-subhanahu
wata’ala-berfirman:
حُورٌ
مَقْصُورَاتٌ فِي الْخِيَامِ
“(Bidadari-bidadri)
yang jelita, putih bersih dipingit dalam rumah”.(ar-Rahman:72).
فِيهِنَّ
قَاصِرَاتُ الطَّرْفِ
“Di
dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan
pandangannya”.(ar-Rahman:56).
Ibnul
Qayyim-rahimahullah-mengatakan:
ووصفهن
بأنهن (مقصورات في الخيام) أي: ممنوعات من التبرج والتبذل لغير أزواجهن, بل قد
قُصِرْن على أزواجهن, لا يخرجن من منازلهم, وقَصَرْنَ عليهم فلا يردن سواهم.
ووصفهن سبحانه بأنهن ( قاصرات الطرف) وهذه الصفة أكمل من الأولى, فالمرأة منهن قد
قصرت طرفها على زوجها من محبتها له ورضاها به فلا يتجاوز طرفها عنه إلى غيره .
“Allah mensifati bidadari-bidadari itu
(مقصورات في الخيام)”dipingit dalam
rumah”, maksudnya mereka tidak berhias
kecuali untuk suami mereka, mereka mencukupkan diri dengan suami mereka, mereka
tidak keluar dari rumah mereka, mereka mencukupkan diri dengan suami mereka
tidak menginginkan lelaki kecuali suami mereka. Allah mensifati mereka dengan
( قاصرات الطرف)”menudundukkan
pandangan”, sifat ini jauh
lebih sempurna dari yang pertama, seorang bidadari hanya memandang kepada
suaminya saking cinta dan senangnya ia kepada suaminya, ia tidak pernah
menujukan pandangannya kepada selain suaminya”[9].
Itulah
sekelumit di antara sifat-sifat bidadari yang disebutkan Allah-azza wa jalla-dalam
al-Qur’an, adapun dari as-Sunnah maka kami akan menyebutkan beberapa di
antaranya:
Rasulullah-shallallahu
alaihi wasallam-bersabda:
...لكل امرئ منهم زوجتان من الحور العين, يرى مخ سوقهن من وراء
العظم واللحم من الحسن.
“Bagi setiap penduduk surga ada dua istri dari
bidadari untuknya, saking cantiknya bidadari itu, sampai-sampai sumsum betisnya
yang tertutupi oleh tulang dan daging bisa terlihat”[10].
Jika ada yang
berkata, mengapa hanya dua bidadari saja? Ibnu Hajar-rahimahullah-menjawabnya:
المراد:
أنَّ أقلَّ ما لكلِّ واحدٍ منهم: زوجتان
“Maksudnya: bahwa minimal setiap laki-laki
penduduk surga akan mendapatkan dua istri dari bidadari”[11].
Ibnul
Qayyim-rahimahullah-berkata:
ولا
ريب أنَّ للمؤمن في الجنَّة اكثر من اثنتين, لما في "الصحيحَين" من حديث أبي موسى
الأشعريّ قال: قال رسول الله -صلى الله عليه وسلم-: إنَّ للعبد المؤمن في الجنة
لخيمة من لؤلؤ مجوفة, طولها ستون ميلاً, للعبد المؤمن فيها أهلون, فيطوف عليهم لا
يرى بعضهم بعضًا.
“Tidak diragukan lagi bahwa setiap mukmin di
dalam surga akan mendapatkan lebih dari dua bidadari, sebagaimana dalam sebuah
riwayat dalam “Shahih al-Bukhari dan Muslim” dari hadits Abu Musa al-Asy’ari-radiallahu
anhu-, dia berkata: “Rasulullah-shallallahu alaihi wasallam-bersabda:
إنَّ
للعبد المؤمن في الجنة لخيمة من لؤلؤ مجوفة, طولها ستون ميلاً, للعبد المؤمن فيها
أهلون, فيطوف عليهم لا يرى بعضهم بعضًا
“Sesungguhnya
bagi hamba yang mukmin di dalam surga itu ada kemah yang terbuat dari mutiara
yang berogga, panjangnya 60 mil, ada istri-istri (dari bidadari) di dalamnya
bagi hamba yang mukmin, dia mendatangi mereka (bidadari-bidadari itu) dan tidak
saling melihat satu sama lain”[12].
Dalam
hadits yang lain, Rasulullah-shallallahu alaihi wasallam-bersabda:
لو أن امرأة من نساء أهل الجنة اطلعت إلى الأرض لأضاءت ما بينهما , ولملأت
ما بينهما ريحا, ولنصيفها على رأسها خير من الدنيا وما فيها.
“Seandainya ada seorang perempuan surga/bidadari
melongok ke bumi, niscaya sinarnya akan menerangi antara langit dan bumi, dan
akan memenuhinya dengan bau harum semerbak, sungguh demi Allah, kerudung yang
berada di atas kepala (perempuan surga/bidadari) lebih baik dari pada dunia dan
seisinya”[13].
[1]
Muttafaq Alaih, al-Bukhari no.3072, Muslim no.2824
[2] Tasirul
Karimir Rahman hlm.769.
[3] Taisiirul
Kariimir Rahman hlm.832
[4] Tafsir
at-Thabari: 27/152.
[5]
Maksudnya mereka diciptakan tanpa melalui kelahiran dan langsung menjadi gadis
[6] Tafsir
Ibnu Katsir: 4/294.
[7] Raudhatul
Muhibbin hlm.243
[8] Raudhatul
Muhibbin hlm.243, 244.
[9] Raudhatul
Muhibbin hlm.244.
[10]
Muttafaq Alaih, al-Bukhari no.3081, Muslim no.2834.
[11] Fathul
Baari : 6/325
[12] Haadil
Arwaah: 1/504.
[13]
HR.al-Bukhari no.2643.
2 Responses to "Sifat-sifat Bidadari Surga dan Ciri-cirinya"
syukron tadz...artikel bagus....
ya..trima kasih...
Posting Komentar
Pertanyaan dan komentar, akan kami balas secepatnya-insyaallah-.